Provinsi Kalimantan Timur mulai melirik energy pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) jadi alternative krisis energy setempat. Tahapan kajian dan penelitian sudah dilakukan bersama Industri Nuklir Indonesia (INUKI) untuk merealisasikan pembangunan PLTN di Kaltim.
“Kajian sudah dilakukan antara pemda dengan INUKI,” kata Gubernur Kalimantan Timur, Awang Faroek Ishak di Balikpapan, Sabtu (18/4).
Awang mengatakan pembangunan PLTN akan menjadi lompatan penyediaan kebutuhan listrik di Kaltim untuk 50 tahun kedepan. Sudah ada perencanaan agar PLTN di Kaltim ini nantinya mampu menghasilkan setidaknya listrik berdaya hingga 1 ribu MW.
Pembangkit listrik milik PLN Kaltim, menurut Awang sudah tidak sanggup lagi menyediakan kebutuhan listrik masyarakat diperkirakan mencapai 1 ribu MW pada lima tahun kedepan. Dia mengatakan Kaltim setidaknya harus menyiapkan suplay listrik mencapai 35 ribu MW untuk kebutuhan rumah dan industry.
“Ada industry Kariangau, Bontang, Maloy dan lainnya di Kaltim. Pertumbuhannya cepat,” paparnya.
Analisa INUKI dan Pemprov Kaltim, kata Awang menyimpulkan dua lokasi yang cocok untuk pembangunan PLTN yakni di Tali Sayan Berau dan Kutai Timur. Pertimbangannya dua wilayah ini berdekatan dengan pelabuhan laut setempat guna memudahkan transportasi dan koordinasi.
Pemprov Kaltim sudah membicarakan kemungkinan kerjasama pembangunan PLTN ini bersama investor dari China. Investor ini punya komitmen penyediaan energy listrik tenaga nuklir yang dikerjasamakan dengan PLN setempat.
2 Comments
[…] Yudiutomo mengatakan analisa pra studi kelayakan industry nuklir Kaltim sudah dilakukan sejak 2008 silam. Saat itu, katanya diperoleh kesimpulan lokasi Pulau Kalimantan paling strategis mengingat lokasinya yang minim potensi gempa maupun bencana tsunami. […]
[…] Dia memastikan ada alternative lain yang bisa dipergunakan dalam upaya mengatasi krisis listrik di […]