Samarinda Dorong Pertumbuhan Ekonomi dengan Probebaya dan Kredit Bertuah

Anggota DPRD Samarinda, Helmi Abdullah. Foto istimewa

NewsSamarinda – Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda meluncurkan dua program unggulan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat, yakni Program Probebaya dan Kredit Bertuah. Kedua inisiatif ini bertujuan untuk memperkuat infrastruktur serta memberdayakan usaha mikro, guna menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Namun, efektivitas program ini masih menjadi perdebatan, mengingat berbagai tantangan dalam implementasinya.

Program Probebaya mengalokasikan dana sebesar Rp100 juta setiap tahun untuk setiap Rukun Tetangga (RT), dengan 60 persen dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur dan 40 persen sisanya untuk pemberdayaan ekonomi, seperti pelatihan keterampilan dan pengembangan usaha mikro.

Anggota DPRD Samarinda, Helmi Abdullah, menekankan bahwa keberhasilan program ini bergantung pada kreativitas pengurus RT dan partisipasi masyarakat.

“Dana ini bisa dimanfaatkan untuk kegiatan produktif seperti pelatihan keterampilan atau pengembangan usaha mikro. Kami berharap masyarakat mengusulkan program yang benar-benar berdampak pada ekonomi lokal,” ujar Helmi.

Meski begitu, beberapa pihak mempertanyakan apakah dana tersebut benar-benar digunakan untuk pemberdayaan ekonomi atau sekadar memenuhi kewajiban tahunan pemerintah. Kekhawatiran muncul terkait efektivitas alokasi dana yang dinilai belum memberikan dampak signifikan bagi perekonomian warga secara jangka panjang.

Selain Probebaya, Pemkot Samarinda juga meluncurkan program Kredit Bertuah, yang menyediakan pinjaman modal tanpa bunga bagi pelaku usaha mikro. Program ini bekerja sama dengan Bank Kaltimtara dan menawarkan pinjaman mulai dari Rp1 juta hingga Rp25 juta, khusus bagi pemilik Nomor Induk Berusaha (NIB).

Helmi Abdullah menilai Kredit Bertuah sebagai langkah strategis untuk membantu pelaku usaha kecil yang kesulitan mengakses permodalan.

“Program ini diharapkan bisa memberikan dorongan bagi pelaku usaha kecil agar dapat berkembang tanpa terbebani bunga pinjaman,” jelasnya.

Namun, dalam praktiknya, masih ditemukan tantangan, seperti penggunaan dana yang tidak sesuai peruntukan. Beberapa penerima pinjaman justru menggunakannya untuk kebutuhan konsumtif, seperti membeli barang elektronik atau kendaraan, sehingga tujuan awal program ini terancam tidak tercapai.

DPRD Samarinda berkomitmen untuk terus mengawasi dan mengevaluasi kedua program ini guna memastikan dana yang dikucurkan benar-benar bermanfaat bagi masyarakat.

“Kami terbuka terhadap kritik dan masukan. Evaluasi rutin akan dilakukan agar sistem dan mekanisme program ini semakin optimal. Kami ingin memastikan bahwa dana yang disalurkan benar-benar berkontribusi bagi peningkatan kesejahteraan warga,” pungkas Helmi Abdullah.

Keberhasilan Program Probebaya dan Kredit Bertuah kini bergantung pada efektivitas pengelolaan serta keterlibatan masyarakat dalam memanfaatkannya secara maksimal. Apakah dua program ini mampu membawa perubahan nyata bagi perekonomian Samarinda? Waktu yang akan menjawabnya.

Berita Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *