Tiga blok minyak dan gas Kalimantan Timur berakhir masa kontrak pengelolaanya memasuki tahun 2018 nanti. Tiga blok migas tersebut adalah Blok Mahakam (Total E&P Indonesie), Blok Attaka (Chevron Indonesia) dan Blok Sanga Sanga (Vico Indonesia).
“Tahun 2018 nanti ada tiga blok migas di Kaltim yang berakhir masa pengelolaanya dari operator lama,” kata Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Kalimantan dan Sulawesi, Nasvar Nazar, Sabtu (23/12).
Masa kontrak pengelolaan Blok Mahakam berakhir tepat 31 Desember 2017 dan disusul Blok Attaka dan Blok Sanga Sanga bulan Agustus 2018 mendatang. Pertamina Hulu Mahakam secara resmi mengambil alih pengelolaan blok kaya migas dari operator terdahulu yakni Total dan Inpex.
Nasvar menyatakan, pemerintah memberikan perhatian khusus dalam proses peralihan pengelolaan Blok Mahakam yang masih memproduksi 1.600 MMSCFD dan 50 MBOPD. Menurutnya, blok gas ini merupakan salah satu lapangan migas terbesar masih dimiliki Indonesia.
“Khusus Blok Mahakam memang memperoleh perhatian khusus hingga kini,” tuturnya.
Hal ini pula salah satunya melatari Total E&P Indonesia mengajukan perpanjangan kontrak pengelolaan Blok Mahakam kepada pemerintah. Blok Mahakam diperkirakan mampu memberikan pendapatan sebesar 5 miliar US dolar kepada Total E&P Indonesie.
“Diperkirakan biaya dibutuhkan sebesar 1,5 miliar US dolar sehingga keuntungan bersih 3,5 miliar US dolar,” ungkap Nasvar.
Namun demikian, Nasvar mengisahkan, pemerintah Indonesia punya pertimbangan tersendiri dengan menunjuk PT Pertamina (Persero) sebagai pengelola Blok Mahakam. Kedepannya, Pertamina diharapkan mampu menjadi lokomotif ketahanan energi dalam negeri Indonesia.
Berbanding terbalik ceritanya dalam proses peralihan pengelolaan Blok Attaka dan Sanga Sanga. Sejak tiga tahun silam, Chevron dan Vico sudah menyatakan keengganannya memperpanjang pengelolaan blok migas yang sempat jaya di era 80 an ini.
“Semenjak 3 tahun lalu mereka sudah menyatakan tidak memperpanjang kontraknya,” papar Narvar.
Memasuki akhir masa kontraknya, Nasvar mengatakan, Chevron dan Vico mulai merasionalisasi operasi produksi hingga pemberdayaan sumber daya manusianya. Kedua perusahaan asing ini merumahkan karyawannya yang mengambil kesempatan pensiun dini.
Saat bersamaan, Pemerintah Indonesia menawarkan pengelolaan Blok Attaka dan Sanga Sanga kepada Pertamina selaku operator migas dalam negeri. Namun demikian, Pertamina hingga kini juga tidak kunjung memberikan respon dalam pengelolaan Blok Attaka dan Sanga Sanga.
“Kalau memang Pertamina tidak tertarik, pemerintah akan menawarkan pengelolaan blok ini pada pihak lain,” ujarnya.
Nasvar mengakui eksploitasi migas Blok Attaka sudah tidak lagi ekonomis dimana produksinya berkisar 20 MBOPD. Demikian pula Blok Sanga Sanga yang berproduksi sebanyak 376 MMSCFD dan 11 ribu BOPD.
Sehubungan hal ini, Nasvar berpendapat, Pertamina semestinya bisa mensinerjikan pengelolaan Blok Sanga Sanga dengan wilayah operasi Pertamina EP Sanga Sanga. Menurutnya, lokasi dua lapangan migas ini relatif berdekatan guna memaksimalkan pengelolaan eksploitasi Blok Sanga Sanga.
“Mungkin untuk pengelolaan Blok Attaka sudah tidak menarik bagi Pertamina, namun Blok Sanga Sanga akan menarik mengingat ada Pertamina EP yang lokasi berdekatan dengan sumur migas Vico ini,” sebutnya.
Dalam waktu dekat nanti, Total E&P Indonesie segera menyerahkan pengelolaan Blok Mahakam pada Pertamina Hulu Mahakam bulan Januari nanti. Presiden Direktur PT Pertamina Hulu Mahakam, Bambang Manumayoso secara simbolis sudah menyerahkan kontrak kerja pada 1.919 karyawan Total, bulan Oktober lalu.
Saat itu, Bambang mengaku terharu proses peralihan pengelolaan Blok Mahakam berlangsung lancar tanpa kendala. Manajemen Total turut berperan dalam mensukseskan penyerahan pengelolaan Blok Mahakam.
“Kalau boleh, saya pengen brebes mili (menangis) dalam suasana seperti ini,” katanya.
Bambang pantas terharu, mengingat mayoritas karyawan TEPI bersedia membubuhkan tanda tangan bergabung bersama Pertamina. Proses negosiasi kontrak kerja juga berlangsung tenang dimana Pertamina memenuhi semua tuntutan mantan pegawai TEPI.
“Bangsa ini memanggil anak anak bangsa untuk ikut memajukan perekonomian Indonesia,” tuturnya dalam pertemuan yang dihadiri Executive Vice President Operations And District Manager For Easts Kalimantan, Philippe Groveix.
Dalam kesempatan itu, Bambang kembali menegaskan komitmen Pertamina dalam mensejahterakan seluruh karyawan, seperti halnya kala masih berbaju TEPI. Menurutnya, mereka ini sudah menjadi keluarga besar Pertamina dimana peluang karir terbuka lebar di 132 anak perusahaan miliknya.
“Semuanya punya kesempatan yang sama, bahkan bisa menjadi pimpinan di Pertamina pula,” jelasnya.
Namun demikian, para karyawan juga diminta terus meningkatkan etos kerjanya dalam pengelolaan eksploitasi migas Blok Mahakam. Saat ini, Blok Mahakam berproduksi sebesar 1,64 BCFD gas dan 64 ribu BOD likuid (minyak dan kondesat).
“Harga migas saat ini belum stabil, doakan saja harganya naik sehingga kami bisa memberikan tambahan bonus bonus bagi seluruh karyawan,” ujar Bambang.
Pertamina sendiri sedang berusaha menjadi perusahaan migas kelas dunia saat ini. Adanya mantan karyawan TEPI, diakui Bambang menjadi nilai positif bagi Pertamina dalam terus meningkatkan kemampuannya.
Bambang mengakui, TEPI merupakan salah satu perusahaan migas yang diakui kehandalannya di mata dunia internasional. Pertamina berusaha mengejar etos kerja TEPI dalam pengelolaan migas secara profesional, inovasi dan berintegritas.
“Kami mohon dukungan menjadi salah satu perusahaan migas kelas dunia seperti halnya Total,” ungkapnya seraya mengucapkan terima kasih atas kerja keras TEPI selama puluhan tahun menjadi operator Blok Mahakam.
“Terima kasih atas karya Total menjadi operator Blok Mahakam,” imbuhnya.
Ketua Umum Serikat Pekerja Nasional TEPI, Budi Satria menghargai proses transisi pegawai TEPI bertransformasi menjadi Pertamina Hulu Mahakam (PHM) yang berlangsung lancar. Sebanyak 1.919 pegawai sudah membubuhkan tanda tangan dengan 24 diantaranya menolak bergabung.
“Alasannya mendekati masa pensiun dan ingin berwiraswasta sendiri,” ungkapnya.
Budi mengatakan, proses negosiasi kontrak pegawai sudah berlangsung sejak 8 Juni 2015 dimana pengurus Serikat Pekerja menemui langsung Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto. Kala itu, ia meminta jaminan kesejahteraan seluruh karyawan termasuk kesetaraan jenjang karir dalam tubuh Pertamina.
“Kami meminta kesejahteraan minimal sama dengan saat masih jadi pegawai TEPI. Kalau ditingkatkan malah lebih baik,” tegasnya.
Saat itu, Budi menyebutkan, Pertamina menjamin kesejahteraan seluruh pegawai permanen dan kontrak saat bergabung menjadi Pertamina Hulu Mahakam. Mereka bahkan memastikan kesejahteraanya ditingkatkan menjadi lebih baik dibandingkan kala masih dibawah manajemen TEPI.
Sehubungan itu, Budi memastikan seluruh karyawan bersemangat menyambut proses peralihan dibawah bendera manajemen Pertamina. Menurutnya, saat ini merupakan kesempatan anak anak bangsa menunjukan prestasinya mengelola blok migas skala internasional seperti Blok Mahakam.
“Ini menjadi tantangan baru bagi kami untuk menunjukan kemampuannya mengelola Blok Mahakam. Sebelumnya pengelolaanya selalu dikendalikan dari Perancis dan saat ini di dalam negeri saja,” ujarnya.
TEPI masih dalam proses penyelesaian pembayaran hak hak karyawan diantaranya penghargaan atas pengabdian dan tunggakan cuti bagi 2 ribu karyawannya. Budi menyatakan, besaran penghargaan pengabdian disesuaikan masa kerja berikut jenjang kepangkatan pegawai bersangkutan.
“Prosesnya sedang berjalan dalam penyelesaian hak hak karyawan ini. Nanti kami tinggal ganti baju saja menjadi karyawan Pertamina Hulu Mahakam,” ujarnya.
Blok Mahakam berada di Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan Timur habis masa kontrak pengelolannya di penghujung 2017 nanti. Selama 50 tahun terakhir, TEPI menjadi operator Blok Mahakam merupakan join venture antara Total dan Inpex Ltd.
Saat ini, Blok Mahakam berproduksi sebesar 1,64 BCFD gas dan 64 ribu BOD likuid. Pencapaian ini menjadi target dibebankan Blok Mahakam oleh pihak SKK Migas.
Selama tahun 2017 ini, TEPI memproyeksikan produksi Blok Mahakam di kisaran 1,43 BCFD gas dan 53 ribu BOD likuid. ABELDA GUNAWAN