Total E&P Indonesie menyiapkan dana corporate social responsible (CSR) untuk lima kecamatan wilayah operasinya sebesar Rp 20 miliar pada tahun 2015 ini. Dana yang tercakup dalam program tanggung jawab social ini diperuntukan pemberdayaan beberapa pendidikan, penelitian, ekonomi kecil, kesehatan, lingkungan, energy alternative, sarana air bersih dan infrastuktur.
“Sedianya disiapkan anggaran Rp 20 miliar untuk pembiayaan program CSR Total di Kukar,” kata Manager CSR TEPI, Mohammad Berli, Kamis (14/5).
Alokasi dana CSR ini, kata Berli meningkat dibandingkan realisasi tahun 2014 lalu yang menelan anggaran hingga Rp 19 miliar. Program CSR tahun lalu tersebut diprioritaskan di lima daerah operasi TEPI yakni di Anggana (Rp 7,8 M), Muara Badak (Rp 790 juta), Samboja (Rp 1,5 M), Muara Jawa (Rp 1,8 M) dan Sanga Sanga (Rp 165 juta).
Sebanyak 12 program dilaksanakan bersama sama di lima daerah tersebut yang menelan anggaran Rp 3 miliar.
Berli mengungkapkan TEPI juga mengalokasikan anggaran CSR skala nasional yang nilainya mencapai Rp 15 miliar pada 2015 ini. CSR nasional yang disebutnya dengan istilah dana tanggung jawab social penunjang mandiri ini nilainya sama dengan alokasi tahun 2014 lalu.
“Sehingga total CSR kami bila dibulatkan keseluruhannya adalah sebesar Rp 35 miliar untuk penunjang operasi dan mandiri,” tuturnya.
Salah satu program adalah pembangunan Gedung Latihan Ketenagakerjaan di Kelurahan Senipah Kecamatan Samboja sebesar Rp 2,6 miliar. Menurut Berli gedung latihan kerja ini dimaksutkan untuk mencetak sumber daya manusia yang handal di sector migas bagi warga lokal setempat.
“Balai latihan ini akan mencetak SDM yang handal sector migas. Para karyawan kami di waktu luang juga akan membantu membagi ilmu bagi anak muda Senipah,” ujarnya.
TEPI sudah dua tahun ini membuka operator training program (OTP) diperuntukan siswa siswi SMA/SMK di Kutai Kartanegara. Sebanyak 73 siswa siswi SMA/SMK Kutai Kartanegara sudah berhasil lolos serta diangkat menjadi karyawa TEPI.
“Kami memprioritaskan para pelamar dari Kaltim. Kalau belum dapat sesuai spesifikasi akan kami buka lagi di skala nasional,” ujarnya.
Dita Wahyudari AP usia 19 tahun siswi SMA 1 Sanga Sanga adalah dari sekian orang yang berhasil lolos dengan menyisihkan setidaknya 750 pelamar. Dia mengaku harus menjalani 16 bulan masa pelatihan teknik perminyakan di Cimahi Jawa Barat dan Cepu Jawa Tengah sebelum akhirnya ditempatkan sebagai operator platform lepas pantai Peciko.
“Cukup senang akhirnya bisa bekerja di Total ini,” ungkapnya.
1 Comment
[…] parkir kendaraan dan sisanya harus ditempuh dengan berjalan sejauh 1 kilometer menyusuri pepohonan Taman Hutan Rakyat Bukit Soeharto serta perkebunan buah naga warga. Konstur jalanannya sempit, terjal dan berkelok dijamin membuat […]