
Beberapa bahan pokok yang naik harganya, di antaranya daging ayam, telur, sapi, ikan, tempe, hingga sayur-mayur. Contohnya daging ayam dari Rp 35 ribu meroket menjadi Rp 45 ribu per ekor. Demikian pula telor ayam negeri yang semula Rp 35 ribu menjadi Rp 45 ribu per piringnya.
“Ada kenaikan harga bahan makanan jelang bulan Ramadan di Balikpapan sudah biasa,” kata ibu Yeni, pedagang ayam Pasar Buton Balikpapan, Jumat (11/6).
Beberapa pedagang menyebut kenaikan harga terjadi akibat produsen menaikkan harga. Selain itu, periode cuaca yang menyebabkan gelombang tinggi juga menjadi salah satu penyebab karena suplai barang kebanyakan berasal dari luar daerah.
Yeni mengatakan kenaikan harga bahan makanan lumrah terjadi di Balikpapan jelang memasuki bulan Ramadan. Para pedagang menaikan harga disebabkan terbatasnya pasokan juga untuk mendapatkan keuntungan lebih besar di bulan Ramadan.
Salah satu warga Balikpapan, Nurhayatie mengaku tidak kaget ada kenaikan bahan bahan makanan jelang bulan Ramadan. Seperti ada kebiasaan rutin pedagang untuk menaikan harga bahan makanannya setiap kali memasuki bulan Ramadan.
“Pastinya setiap bulan Ramadan harga bahan makanan akan naik,” ujarnya.
Namun demikian, ibu muda yang akrab disapa Ati ini tidak bisa berbuat apa apa mengingat kebutuhan konsumsi keluarganya. Dia terpaksa mengeluarkan anggaran belanja lebih besar setiap kali memasuki bulan Ramadan.
“Kalau biasanya belanja disiapkan anggaran Rp 150 ribu, sekarang harus ada uang Rp 200 ribu hingga Rp 250 ribu,” paparnya.
Ati meminta pemerintah daerah bisa mengontrol pergerakan harga bahan makanan ini jelang bulan Ramadan ini. Dia meminta ada tindakan tegas pada para pedagang yang mempermainkan harga setiap kali masuk bulan suci umat Islam ini.
“Pemerintah harus bisa mengendalikan harga makanan di Balikpapan,” ujarnya.