NewsBalikpapan –
Letnan Jenderal (Purn) Luhut Panjaitan yakin institusi Tentara Nasional Indonesia (TNI) netral dalam menyikapi pemilihan presiden pada 9 Juli mendatang. Polemik soal Babinsa yang ditudung condong pada salah satu pasangan capres tidak terbukti kebenarannya.
“Saya yakin TNI netral dalam pemilu presiden nanti,” katanya saat menemui relawan pasangan Joko Widodo – Jusuf Kalla di Balikpapan, Rabu (11/6).
Bekas anggota Dewan Penasehat Golkar ini mengaku sudah menerima berbagai informasi seputar isu Babinsa dari berbagai sumber. Luhut menyimpulkan tidak ada perintah secara langsung dari pimpinan TNI dalam keberpihakan pada salah satu pasangan capres.
“Tidak ada tuh (keberpihakan) TNI pada salah satu calon. Biarpun ada salah satu kandidat adalah mantan TNI,” ujar Luhut.
Luhut menyakini netralitas TNI juga diterapkan pada para keluarganya yang tetap mempunyai hak politik untuk memilih capres sesuai hati nurani masing masing. Menurutnya para keluarga TNI sudah cerdas dalam menentukan sikap sesuai rekam jejak pengabdian masing masing kandidat.
“Para keluarga TNI sudah cerdas serta tidak bisa diatur atur. Mereka akan menentukan pilihan politik sesuai hati nurani masing masing,” paparnya.
Luhut Panjaitan menjadi salah satu tokoh Golkar yang memilih berseberangan dengan sikap resmi partainya. Golkar sendiri memilih untuk memberikan dukungannya pada pasangan Prabowo Subianto – Hatta Rajasa.
Namun demikian, Luhut optimis mayoritas suara Golkar akan memberikan dukungan pada pasangan Joko Widodo – Jusuf Kalla. Para pemilih hanya memilih calon pemimpin yang memiliki kedekatan emosional dengan partai berlambang pohon beringin ini.
“Karena Pak JK (Jusuf Kalla) adalah mantan Ketua Umum Golkar, sehingga partai punya dampak,” katanya.
Menurut Luhut dukungan suara Golkar nantinya signifikan guna mendongkrak kemenangan pasangan Jokowi – JK di sejumlah kantong suara seluruh Indonesia. Golkar sendiri memperoleh dukungan 14 persen suara pada pemilihan legeslatif DPR RI lalu.
