Empat Kapal Diperiksa Atas Pencemaran Pantai Balikpapan

NewsBalikpapan –

Ancaman bencana lingkungan belum hilang di perairan Teluk Balikpapan Kalimantan Timur. Sepekan terakhir, limbah bahan beracun berbahaya (B3) jenis minyak melembak sepanjang Pantai Melawai – Banua Patra.

Lokasinya tepat bersebelahan kilang unit pengolahan minyak Pertamina Balikpapan.

“Laporan pertama kali yang masuk pertengahan bulan Juli lalu,” kata  Kepala Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BPPHLHK) Kalimantan,Subhan, Rabu (1/8).

Enggan kecolongan, tim terpadu Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sigap mengambil sample minyak di pesisir pantai Balikpapan. Sample limbah ini akan diuji finger print guna menelusuri asal usul limbah sesuai kandungan kimianya.

“Masing masing limbah minyak mempunyai perbedaan kandungan zat kimianya. Ini akan menjadi alat bukti kasusnya,” papar Subhan.

Sample limbah B3 ini dikirimkan uji laboratorium migas di Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM).

Namun belum juga ada jawaban hasil uji laboratorium, limbah minyak terus berdatangan arah perairan Teluk Balikpapan. Konsentrasi limbah tumpah ruah menggenangi Pantai Melawai dan Banua Patra sebagai lokasi nongkrong bubuhan Balikpapan.

“Ada tiga kali limbah yang hanyut di pantai Balikpapan, Seluruhnya kami ambil sampel dan dikirimkan ke uji lab. Setidaknya butuh waktu 15 hari untuk menentukan jenis kandungan kimianya, belum diketahui hingga kini,” ujarnya.

Toh, Gakum KLHK sudah mengantongi foto citra satelit seputaran perairan Teluk Balikpapan, awal mula penyebaran limbah. Hasil pencitraan menunjukan ada empat kapal yang melempar sauh di sekitar lokasi sebaran limbah.

“Ada empat kapal yang kebetulan ada di lokasi kejadian. Ini berdasarkan keterangan saksi saksi dan alat bukti kami kantongi,” tegas Subhan.

Empat kapal ini, tiga diantaranya adalah kapal tangker berbendera Indonesia yakni MT Ocean Victory, MT Sindang dan MTS Cendrawasih. Sisanya adalah kapal penumpang dan logistik, PTK  5402.

Sekian kapal kapal ini, Gakum KLHK hanya sempat mengambil sampel minyak kapal MTS Cendrawasih yang melakukan pasokan BBM ke MT Costway. Sedangkan dua kapal lainnya sudah terlanjur berlalu dari perairan Teluk Balikpapan.

“MT Ocean Victory dan MT Sindang sudah pergi berlayar, muatan minyaknya juga sudah kosong. Sedangkan PTK 5402 tidak memuat minyak,” ungkap Subhan.

Meski begitu, Subhan memastikan permasalahan itu bukanlah menjadi kendala proses penyelidikan melibatkan institusi kepolisian, pemerintah daerah dan KLHK. Menurutnya, tim penyidik mempunyai beragam formula pelengkapan alat bukti, keterangan saksi ahli maupun pengumpulan data di lapangan.

Sadar besarnya tekanan masyarakat, penyidik terus berkoordinasi dalam pengumpulan data maupun keterangan saksi saksi di lapangan. Hasil akhir penyidikan nantinya jadi penentu teknik pemberkasan pidana lingkungan maupun gugatan perdata.

“Nantinya akan diputuskan, siapa yang menangani kasus pidananya maupun perdata antara penyidik polisi maupun KLHK,” tegas Subhan.

Forum Perduli Teluk Balikpapan jelas geram pencemaran limbah minyak di pantai Kota Beriman. Belum tuntas tumpahan 5 ribu kilo liter minyak mentah – kini ada tambahan limbah B3 di Pantai Balikpapan.

“Ini sangat mengesalkan bagi pencinta lingkungan seperti kami,” ketus Penggiat Forum Perduli Teluk Balikpapan, Husein.

Kasus tumpahan minyak, menurut Husein bukan kali pertama ini menimpa perairan pantai Balikpapan. Sepuluh tahun terakhir, ada saja laporan genangan minyak di sejumlah pantai Balikpapan.

Momentum kali ini, Husein meminta Pemkot Balikpapan mampu mengungkap pihak paling bertanggung jawab dalam kasus pencemaran ini.

Pasalnya selama bertahun tahun, menurutnya tidak ada satupun pihak bertanggung jawab pembungan limbah minyak di perairan Balikpapan.

“Sudah saatnya Pemkot Balikpapan bertindak tegas dan mendesak aparat hukum menuntaskan kasus ini,” keluhnya.

Maraknya kasus pencemaran perairan laut, Husein memastikan korban terdampak maksimal adalah kelompok masyarakat menengah bawah. Mayoritas masyarakat Balikpapan menggantungkan hidupnya dari kekayaan sumber daya perikanan laut.

“Masyarakat akan terdampak negatif adanya kejadian ini. Bisa jadi kandungan gizi ikan perairan Balikpapan tercemar adanya limbah B3 minyak.”

Pertamina adalah satu satunya perusahaan migas di Balikpapan yang menurunkan tim health safety enviroment (HSE)  penanggulangan pencemaran limbah. Seharian, belasan pegawainya menaburkan berkarung karung adsorben yang berguna menyerap limbah B3.

Adsorben menyerap limbah minyak yang kemudian bisa dipindahkan ke lokasi aman,” ungkap Manager Communcation & CSR Pertamina Kalimantan, Yudi Nugraha.

Yudi mengatakan, penggunaan adsorben paling efektif menyerap genangan limbah dalam kasus di pantai Balikpapan. Limbah minyak mirip tumpahan oil bekas sulit diurai serta mampu dicerna mikroba laut.

“Tidak mungkin disemprot mempergunakan zat dispersant. Mempergunakan adsorben sudah berhasil mengevakuasi sebayak 10 kilo liter minyak berikut air laut,” tuturnya.

Meskipun demikian, Yudi meminta masyarakat tidak menuduh Pertamina sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kejadian ini. Pembersihan area pantai ini wujud keperdulian Pertamina dalam membantu penanggulangan pencemaran limbah minyak.

“Kami juga ingin mereka yang membuang limbah bisa dikenakan hukuman tegas,” tuturnya.

Pertamina patut was was menghadapi prasangka buruk masyarakat atas kejadian ini. Kasus tumpahan minyak bulan April lalu belum juga tuntas dan kini ada kasus baru pencemaran minyak.

Seperti diketahui, Pertamina menjadi tertuduh adanya tumpahan 50 ribu kilo liter minyak mentah bulan April silam. Pipa dasar laut Pertamina patah akibat diterjang jangkar kapal MV Ever Judger.

 

Berita Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *