PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Area Kalimantan Timur – Utara menyatakan seluruh desa wilayahnya sudah fasilitas menikmati listrik di penghujung 2018. Wilayah Kaltimra terdapat sebanyak 1.520 desa yang tersebar di wilayah timur (1.038) dan utara (482).
“Sudah seluruh desa di Kaltim menikmati layanan listrik PLN,” kata Direktur Bisnis Regional Kalimantan PLN, Machnizon, Jumat (27/4).
Satu desa terpencil yang sudah menikmati aliran listrik, kata Machnizon adalah Desa Beringin Agung dan Desa Bukit Merdeka Samboja Kutai Kartanegara. Dua desa ini merupakan proyek percontohan program LIStrik deSA (LISSA) yang dirampungkan penghujung 2017 lalu.
“Kami meresmikan jaringan listrik di 20 titik lokasi desa di Kaltim,” ungkapnya.
Machnizon mengatakan, keberadaan jaringan listrik menjadi motor penggerak kehidupan sosial ekonomi masyarakat desa ini. Menurutnya, masyarakat punya ruang untuk memaksimalkan potensi kehidupannya masing masing.
“Dengan masuknya listrik ke desa ini selama 24 jam penuh, maka kualitas kehidupan masyarakat akan semakin meningkat,” ujarnya.
Listrik Desa Beringin Agung dan Desa Bukit Merdeka dibangun melalui Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 4,67 kilometer sitkit (kms) dan Jaringan Tegangan Rendah (JTR) 5,35 kms, dengan total daya sebesar 200 kilo Volt Ampere (kVA). Total nilai investasi PLN atas proyek ini senilai Rp 3,1 milyar melayani 186 pelanggan warga dua desa dan punya potensi penambahan pelanggan lainnya.
Machnizon menyebutkan, jaringan listrik memanfaatkan kekuatan daya Sistim Mahakam yang menjangkau daerah terpencil di Balikpapan, Samarinda, Tenggarong dan Bontang. Sistim Mahakam berkapasitas daya 484 MW dengan beban puncak 370 MW.
“Daya mampu tersebut belum termasuk dengan pembangkit-pembangkit yang saat ini dalam fase pemeliharaan jelang Ramadhan dan Idul Fitri,” tuturnya.
Sebelumnya, masyarakat pedesaan hanya bisa berharap belas kasihan dari perusahaan pertambangan yang bersedia membagikan daya listriknya. Masyarakat harus membayar iuran rutin yang besarannya berkisar Rp 100 ribu hingga Rp 250 ribu per bulannya.
“Itupun hanya bisa dinikmati selama 4 jam saja dan sering mengalami gangguan,” paparnya.
Sehubungan itu, jaringan listrik PLN ini sangat disambut baik masyarakat setempat. Masyarakat pedalaman juga bisa menikmati suplai listrik selama 24 jam penuh.
“Sekarang kami bisa menikmati listrik selama 24 jam penuh dan tentunya biaya bulanan yang kita keluarkan menjadi jauh lebih hemat daripada saat menggunakan genset pribadi. Anak-anak juga bisa belajar dengan nyaman karena lampu terus menyala. Untuk itu kami sangat berterima kasih pada PLN,” ungkap Suryanto, warga Desa Beringin Agung.