Ballroom club house komplek perumahan Total E&P Indonesie (TEPI) Balikpapan Kalimantan Timur penuh manusia di penghujung malam tahun baru 2018. Makanan dan minuman berlimpah, semuanya ada disana disajikan pelayan dari hotel ternama Balikpapan. Namun bila mengira ini pesta perayaan pergantian tahun, anda salah besar.
Momentum pergantian ini bertepatan berakhirnya pengelolaan Blok Mahakam oleh TEPI yang 50 tahun bercocol di bumi etam. Pemerintah Indonesia menunjuk PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) sebagai operator baru mengelola blok kaya gas di Kutai Kartanegara.
Satu persatu, para pimpinan perusahaan migas ini memberi testimoni soal keberlangsungan Blok Mahakam. Suara sirene meraung kencang menandai peralihan pengelolaan Blok Mahakam. TEPI resmi paripurna digantikan PHM di Blok Mahakam.
“Pengelolaan Blok Mahakam resmi diserahkan pada Pertamina,” kata Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas, Amien Sunaryadi di Balikpapan, Minggu (31/12) pukul 22.30 Wita.
SKK Migas menjadi saksi prosesi penyerahan pengelolaan Blok Mahakam yang kontraknya berakhir bertepatan pergantian tahun. Prosesi peralihan antar dua perusahaan beda negara berkualifikasi kelas dunia sektor migas.
“Prosesi peralihan kali ini dilakukan antar dua perusahaan migas memiliki kualifikasi world class. Ini hanya proses biasa saat kontrak pengelolaan selesai dan diberikan pada pihak lain. Hanya persoalan bisnis biasa antar dua perusahaan,” paparnya.
Toh, Amien mengapresiasi manajemen TEPI yang serius mengawal prosesi peralihan Blok Mahakam berjalan lancar. Hingga penghujung tahun produksinya relatif konstan di kisaran 1,64 BCFD gas dan 64 ribu BOD kondesat.
Hal tersebut tidak mengherankan, mengingat TEPI merupakan salah satu perusahaan dunia peringkat 30 yang tercatat Majalah Fortune Global 500. Sebaliknya, Pertamina tercecer di peringkat 289 dalam daftar perusahaan perusahaan terbaik seluruh dunia.
“Meskipun peringkat 289, Pertamina menjadi perusahaan satu satunya di Indonesia yang masuk di peringkat Fortune Global 500,” ujar Amien memberikan pembelaan.
Untuk itu, Amien menyambut positif peralihan bekas karyawan TEPI di manajemen PHM dalam pengelolaan Blok Mahakam. Dia berharap budaya positif karyawan Total mampu ditularkan pada seluruh perusahaan Pertamina lainnya.
Selama 50 tahun mengelola Blok Mahakam, menurut Amien, karyawan TEPI mengantongi nilai sempurna dalam hal kesadaran keselamatan, performa, produksi hingga biaya produksi.
“Harapannya kualifikasi world class dimiliki Total bisa ditularkan pada Pertamina sehingga terus mampu meningkatkan produksi Blok Mahakam,” paparnya.
Direktur Hulu Pertamina, Syamsu Alam menegaskan komitmennya agar Blok Mahakam mampu menjadi salah satu lumbung energi dalam negeri di masa mendatang. Rasa optimisnye salah satunya adalah keberadaan para mantan karyawan Total yang kini sudah resmi bergabung bersama Pertamina Hulu Mahakam.
“Saya hanya minta tetap jaga kualitas dan performa kerja seperti saat masih tergabung bersama Total. Mengontrol operasi dengan mengkedepankan quality, health, security and enviroment,” ujarnya.
Sesuai data sudah dipublikasi SKK Migas, Syamsu menyebutkan produksi Blok Mahakam mencapai 1.360 juta kaki kubik gas dan 52 ribu barrel kondesat per harinya. Data data berdasarkan hasil produksi Total per bulan November lalu.
Adanya persetujuan program kerja dan anggaran 2018 ini, Syamsu mengungkapkan, Pertamina menargetkan produksi Blok Mahakam sebesar 916 MMSCF gas dan 42,01 ribu barrel kondesat per harinya.
Syamsu menilai produksi sebesa itu masih realistis mengingat potensi cadangan sumber daya alam Blok Mahakam masih menjanjikan sebesar 4,9 TCF gas, 57 juta barrel minyak dan 45 juta barrel kondensat. Dia menargetkan pengelolaan Blok Mahakam menjadikan Pertamina penyumbang 30 persen produksi gas dan minyak nasional pada tahun 2018 ini.
Namun demikian, Syamsu mengakui pihaknya harus segera melakukan pengeboran sumur baru agar tidak memutus aliran gas dan kondesat sudah terbangun saat ini. Selama beberapa bulan terakhir, Pertamina dan Total memang sudah melakukan pengeboran sumur sumur baru di Blok Mahakam.
Presiden Direktur Pertamina Hulu Indonesia, Bambang Manumayoso menambahkan sudah dilakukan 14 pengeboran sumur sumur baru sejak bulan Juli silam. Pertamina tidak tanggung tanggung dengan menggelontorkan nilai investasi sebesar 130 juta US dolar atau sekitar Rp 1,7 triliun.
“Namun dengan kerjasama dengan Total bisa menghemat hingga 25 persen dari budget sudah disiapkan,” ujarnya.
Evaluasi sementara hasil pengeboran sumur baru ini, Bambang makin optimis melimpahnya potensi kandungan gas dan kondesat masih tersimpan di Blok Mahakam saat ini. Dengan adanya tambahan produksi 14 sumur baru ini, katanya produksi gas Blok Mahakam langsung ada peningkatan sebesar 40 MM gas per hari.
“Baru 14 sumur sudah ada tambahan 40 MM per day,” paparnya.
Sehubungan itu, Bambang mengaku sudah mengantongi izin SKK Migas agar mengebor sebanyak 69 sumur baru dengan investasi mencapai 1,7 miliar US dolar atau sekitar Rp 22,1 triliun pada 2018 ini. Besaran investasi sebesar tersebut peruntukannya dialokasikan berbagai kegiatan eksplorasi, pengembangan dan produksi.
Pertamina sebenarnya berambisi langsung melakukan pengeboran 100 hingga 120 sumur baru di Blok Mahakam 2018 ini. Masih labilnya harga minyak mentah dunia menjadi salah satu pertimbangan kenapa realisasi pengeboran hanya sebanyak 69 sumur saja.
Ketua Umum Serikat Pekerja Nasional TEPI, Budi Satria menghargai proses transisi pegawai TEPI bertransformasi menjadi Pertamina Hulu Mahakam yang berlangsung lancar. Sebanyak 1.919 pegawai sudah membubuhkan tanda tangan dengan 24 diantaranya menolak bergabung.
“Alasannya mendekati masa pensiun dan ingin berwiraswasta sendiri,” ungkapnya.
Budi mengatakan, proses negosiasi kontrak pegawai sudah berlangsung sejak 8 Juni 2015 dimana pengurus Serikat Pekerja menemui langsung Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto. Kala itu, ia meminta jaminan kesejahteraan seluruh karyawan termasuk kesetaraan jenjang karir dalam tubuh Pertamina.
“Kami meminta kesejahteraan minimal sama dengan saat masih jadi pegawai TEPI. Kalau ditingkatkan malah lebih baik,” tegasnya.
Saat itu, Budi menyebutkan, Pertamina menjamin kesejahteraan seluruh pegawai permanen dan kontrak saat bergabung menjadi Pertamina Hulu Mahakam. Mereka bahkan memastikan kesejahteraanya ditingkatkan menjadi lebih baik dibandingkan kala masih dibawah manajemen TEPI.
Sehubungan itu, Budi memastikan seluruh karyawan bersemangat menyambut proses peralihan dibawah bendera manajemen Pertamina. Menurutnya, saat ini merupakan kesempatan anak anak bangsa menunjukan prestasinya mengelola blok migas skala internasional seperti Blok Mahakam.
“Ini menjadi tantangan baru bagi kami untuk menunjukan kemampuannya mengelola Blok Mahakam. Sebelumnya pengelolaanya selalu dikendalikan dari Perancis dan saat ini di dalam negeri saja,” ujarnya.
TEPI masih dalam proses penyelesaian pembayaran hak hak karyawan diantaranya penghargaan atas pengabdian dan tunggakan cuti bagi 2 ribu karyawannya. Budi menyatakan, besaran penghargaan pengabdian disesuaikan masa kerja berikut jenjang kepangkatan pegawai bersangkutan.
“Prosesnya sedang berjalan dalam penyelesaian hak hak karyawan ini,” ujarnya.
Blok Mahakam berada di Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan Timur habis masa kontrak pengelolannya di penghujung 2017 nanti. Selama 50 tahun terakhir, TEPI menjadi operator Blok Mahakam merupakan join venture antara Total dan Inpex Ltd.
“Bukan perkara mudah melupakan hari hari bersama Total di Blok Mahakam,” ungkap President and General Manager Total E&P Indonesie, Arividya Noviyanto yang ikut hadir dalam acara seremoni ini.
Arividya bukanlah muka baru bagi pekerja migas di Blok Mahakam. Selama hampir 23 tahun masa hidupnya dihabiskan untuk meniti karir hingga menjadi orang nomor satu di Total E&P Indonesie.
“Kami memberikan apresiasi bagi Pertamina yang menampung seluruh mantan karyawan kami dalam pengelolaan Blok Mahakam,” ungkapnya.
Arividya mengatakan, mayoritas karyawan Total dalam masa produktifitas tinggi mengingat kisaran umurnya maksimal 35 tahun. Menurutnya, karyawan di usia ini memiliki kecenderungan menyukai tantangan serta siap memberikan performa terbaik bagi perusahaan.
“Saya sebenarnya juga ingin mengantarkan karyawan langsung bersama Pertamina. Namun ada beberapa kewajiban yang tidak bisa ditinggalkan,” ungkapnya.
Manajemen Total masih mempertimbangkan penawaran agar turut andil dalam pengelolaan Blok Mahakam. Pemerintah Indonesia menawarkan hak pengelolaan Blok Mahakam maksimal sebesar 39 persen bersama Pertamina Hulu Mahakam.