Pemerintah Kota Balikpapan Kalimantan Timur menyatakan hanya setengah usulan penerima pemasangan jaringan gas setempat disetujui Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM). Kementerian hanya mensetujui sebanyak 17 ribu pemasangan jaringan gas dari usulan disampaikan sebayak 30 ribu keluarga Balikpapan.
“Informasinya jumlahnya akan dikurangi dari usulan sudah diberikan menjadi 17 ribu sambungan,” kata Kepala Bagian Ekonomi Pemkot Balikpapan, Arzaedi Rachman, Selasa (10/10).
Arzaedi menyebutkan, Pemerintah beralasan keterbatasan anggaran menjadi penyebab penyesuaian penerima pemasangan jaringan gas Balikpapan. Selain itu, ada beberapa penambahan kota/kabupaten lainnya yang berminat menerima program jaringan gas kota.
Saat ini, Kota Balikpapan sudah menerima jaringan gas yang terealisasi di tiga kelurahan yakni Karang Jati, Sumber Rejo dan Karang Rejo. Pemkot Balikpapan ingin agar jaringan gas ini tersebar pula ke beberapa wilayah lainnya diantaranya Gunung Sari Ulu, Sumber Rejo dan Gunung Samarinda.
Namun demikian, Arzaedi mengaku masih menunggu kepastian pemberian kuota penerima jaringan gas yang hendak diputuskan pemerintah. Kementerian ESDM masih menunggu pengesahan APBN 2018 yang dalam pembahasan DPR RI.
“Mereka nantinya akan menyurati seluruh kota/kabupaten penerima jaringan gas kota,” paparnya.
Ratusan keluarga Balikpapan sudah tersambung jaringan gas rumah tangga dari total proyek percontohan bagi 3.849 rumah tangga setempat. Perusahaan kontraktor pelaksana melakukan pengerjaan jaringan gas rumah tangga di Kelurahan Sumber Rejo, Karang Jati dan Muara Rapak.
Jaringan gas ini melalui tahap ujicoba sebelum dipasang ke rumah warga. Hingga saat ini belum ada keluhan soal kebocoran pipa gas pada proyek Kementerian ESDM ini.
Kementerian ESDM meresmikan penggunaan jaringan gas kota bagi masyarakat Balikpapan awal bulan Februari lalu. Pemerintah membangun sebanyak 3.849 jaringan gas rumah tangga di Kelurahan Karang Jati Balikpapan.
Pemerintah mengalokasikan anggaran Rp 49,7 miliar guna merealisasikan pembangunan jaringan gas di Balikpapan. Pembangunan jaringan gas ini guna memastikan kelangsungan pasokannya kepada masyarakat Balikpapan.
Adanya jaringan gas rumah tangga ini diharapkan mengurangi beban impor dan beban subsidi LPG ditanggung negara. Kebijakan ini dalam upaya penyediaan energi bersih, murah lagi terjangkau masyarakat.
Proyek jaringan gas rumah tangga akan dilanjutkan ke kota lain seperti Bontang, Samarinda, Pekanbaru, Muara Enim, Penukal Abab Lematang Ilir dan Mojokerto. Pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 1,14 triliun untuk pembangunan sekitar 60 ribu jaringan gas rumah tangga.
Selain itu, Pertamina juga berkomitmen membangun jaringan gas non APBN di Kota Jambi dan Prabumulih. Perusahaan energi plat merah ini menargetkan mampu membangun 130 ribu jaringan gas bagi masyarakat setempat.
Jaringan gas masyarakat Balikpapan memanfaatkan suplai eksploitasi perusahaan migas Chevron Indonesia. Perusahaan migas asal Amerika Serikat ini mengalirkan 40 hingga 46 juta kubik gas perhari ke kilang kilang Pertamina Balikpapan.
Chevron Indonesia terikat perjanjian kontrak karya dengan Pemerintah Indonesia hingga bulan Oktober 2018 mendatang. Selama kurun waktu tersebut, Chevron Indonesia mendistribusikan hasil eksploitasi gas ke kilang Pertamina Balikpapan.