Ratusan warga keturunan Tionghoa menggelar tradisi Imlek menyambut tahun baru Shio Kambing Kayu di Wihara Eka Dharma Manggala Balikpapan Kalimantan Timur, Kamis (19/2/2015) pukul 00.00 Wita. Mereka memanjadkan doa keselamatan sembari memperkenalkan berbagai tradisi Tionghoa.
“Selain berdoa untuk keselamatan kita semua, kami juga memperkenalkan tradisio warga Tionghoa di Balikpapan,” kata Ketua Yayasan Eka Dharma Manggala, Hendy Teguh Kusnadi.
Hendy mengatakan ada tiga tradisi budaya Tionghoa yang diperkenalkan yaitu permohonan doa di pohon keberuntungan (Mey Hua), tarian naga hingga pembagian angpow sebagai perlambang kemakmuran warga Balikpapan. Permohonan doa Mey Hua atau kembang cantik ini nantinya dibakar bertepatan perayaan Cap Goo Meh agar permintaan pelawat terkabul.
“Kami bakar pada 15 hari setelah perayaan tahun baru Imlek ini,” ujarnya.
Pagelaran budaya Tionghoa ini, kata Hendy secara rutin sudah dilaksanakan selama 10 tahun terakhir di Wihara Eka Dharma Manggala Balikpapan. Warga Balikpapan keturunan Tionghoa, menurutnya menyambut positif pelaksanaan budaya tersebut yang diikuti setidaknya 500 orang ini.
“Warga rutin bersembanyang di wihara ini di setiap hari hari penting,” paparnya.
Ketua Wihara Eka Dharma Manggala Balikpapan, Oei Jhoni menambahkan tema doa tahun ini adalah permohonan keselamatan dan kerukunan seluruh bangsa Indonesia. Menurutnya memasuki tahun Kambing Kayu membutuhkan kerukunan agar tidak terpecah belah antar sesama.
“Kambing diibaratkan sebagai sosok hewan yang suka beradu kepala mempertahankan ego masing masing,” tuturnya.
Jhoni berharap agar keselamatan dan kerukunan selalu menangungi seluruh masyarakat Indonesia. Dia mengaku selalu mengajak sebanyak 5 ribu umat Wihara Eka Dharma Manggala Balikpapan agar meningkatkan kerukunan antar sesama.
Pantauan Tempo memastikan peringatan hari raya Imlek ini dihadiri oleh tua, muda dan balita warga keturunan Tionghoa. Mereka menikmati pelaksanaan doa termasuk tradisi memasang permohonan di pohon Mey Hua, tarian naga dan berebut angpow dari dewa rejeki Tionghoa.