Tim Pesepar Palangkaraya dan Bontang FC disebut masih menunggak pembayaran gaji pemain dan pelatihnya. Eddy Simon yang kini melatih Persiba Balikpapan menjadi salah satu korban hutan gaji yang tertunggak hingga kini.
“Sisa gaji saya belum juga dilunasi. Sudah berapa tahun itu, Bontang FC dari tahun 2012 dan Persepar itu 2013,” katanya pada wartawan, Sabtu (4/4).
Eddy Simon memang menukangi kedua tim tersebut saat berkompetisi Liga Primer Indonesia lalu. Dia mengaku menuntaskan tugasnya sebagai pelatih sesuai kesepakatan kontrak. Kesialan pelatih ini bermula saat melatih Bontang FC yang berkompetisi di LSI 2012 lalu.
Alih alih menebarkan prestasi, Eddy Simon mengaku tidak pernah menerima pembayaran jasa kepelatihannya yang sudah disepakati sebesar Rp 350 juta. Kurang beruntung bersama Bontang FC membuat pelatih asli Balikpapan ini menerima tawaran menangani Pesepar dengan nilai kontrak Rp 559 juta.
Namun demikian setali tiga uang, manajemen Pesepar juga akhirnya tidak kunjung melunasi pembayaran kontraknya yang tertunggak sebesar Rp 165 juta. Eddy Simon memastikan tertunggaknya pembayaran gaji ini dialami pula para pemain Bontang FC dan Persepar lainnya.
Dia menyebutkan sejumlah nama seperti Basri Lohi, Nurhidayat, Bayu Pradana, Antonio Teles yang masih tertunggak 5 bulan gaji dari manajemen klub. Manajemen Bontang FC dan Pesepar, kata Eddy Simon terkesan mengabaikan kewajibannya pada para pemain maupun pelatihnya tersebut.
Mereka berusaha mengelak setiap kali ditagih melunasi kewajiban pembayaran gaji ini.
“Mereka berdalih jadi urusan manajemen lama. Seperti Pesepar yang berganti nama jadi Kalteng Putra. Tapi manajemennya tetap sama. Seperti Lohing Simon yang kini jadi CEO Kalteng Putra,” ungkapnya.
Demikian pula Bontang FC yang sempat menjanjikan pelunasan seluruh kewajiban pembayaran gaji pemain dan pelatihnya. Wali Kota Bontang, Adi Dharma saat pasang badan dengan melunasi tunggakan gaji di Bontang FC.
“Bertemu dengan Wali Kota Bontang namun tetap saja tidak ada pembayaran,” ujarnya. Eddy
Simon berencana melaporkan pelanggaran ini pada PSSI agar menindak klub Bontang FC dan Pesepar. Dia mengaku mengantongi bukti bukti yang kuat guna mempermasalahkan Bontang FC dan Pesepar. “Kami menunggu digulirkannya kompetisi Divisi Utama. Saya tetap menuntut hak saya,” tegasnya.