Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memulai proses impounding atau pengaliran air di Bendungan Teritip Balikpapan Kalimantan Timur. Bendungan tadah air hujan ini berfungsi memenuhi kebutuhan air baku bagi masyarakat Balikpapan.
“Kajian pembangunan Bendungan Teritip ini sudah dimulai sejak tahun 2003 silam,” kata Kepala Balai Wilayah Sungai Kalimantan III, Arief Rachman di Balikpapan, Senin (31/7).
Arief mengatakan, Bendungan Teritip mampu mengurangi defisit kebutuhan air baku warga Balikpapan yang mencapai 2 ribu liter per detik. Hingga saat ini, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Balikpapan hanya mampu menghasilkan 1 ribu liter per detiknya.
“Memang masih defisit suplay kebutuhan air baku bagi warga Balikpapan sebesar 1 ribu liter per detiknya,” paparnya.
Bendungan Teritip, kata Arief diproyeksikan mampu menghasilkan 250 liter per detik air baku bagi warga Balikpapan bagian timur. Sementara ini, Bendungan Teritip harus memenuhi kajian teknis air baku bagi kebutuhan konsumsi masyarakat.
“Saat ini juga sedang dalam proses pengisian air yang diperkirakan membutuhkan waktu empat bulan dan kajian teknis selama setahun kedepan,” ujarnya.
Wali Kota Balikpapan, Rizal Effendy menyebutkan, realisasi pembangunan Bendungan Teritip berkat campur tangan Presiden Joko Widodo. Mantan Gubernur DKI Jakarta berperan aktif mendorong pembangunan Bendungan Teritip yang penting bagi warga Balikpapan.
“Terima kasih semuanya dan terutama pada Bapak Presiden Joko Widodo yang aktif membantu realisasi pembangunan Bendungan Teritip,” sebutnya.
Rizal mencontohkan pembebasan lahan seluas 300 hektare dibagi renteng antara Pemerintah Pusat dan Pemkot Balikpapan. Pembangunan Bendungan Teritip menelan anggaran bersama yang totalnya sebesar Rp 261 miliar.
“Biasanya soal pembebasan lahan pasti diserahkan pada daerah. Namun kali ini pemerintah pusat turut membebaskan lahan seluas 122 hektare sehingga pembangunan segera terealisasi,” ungkapnya.
Rizal membeberkan kala Jokowi melakukan kunjungan dinas kala Balikpapan mengalami kemarau panjang bulan Maret 2016 lalu. Rombongan presiden langsung meninjau pembangunan Bendungan Teritip yang tertunda sejak 2003 silam.
“Presiden tanpa ada agenda, mendadak langsung meninjau lokasi bendungan dengan berbagai resiko saat itu. Presiden mendengar aspirasi warga Balikpapan yang kekurangan air saat itu,” ujarnya.
Saat itu pula, Jokowi memerintahkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat membantu penyelesaian pembiayaan Bendungan Teritip sebagai sumber air baku Balikpapan.
Dalam beberapa kali kesempatan, Rizal mengaku sering ditanya langsung presiden soal progres pembangunan Bendungan Teritip. Wali Kota Balikpapan memastikan, Bendungan Teritip segera dapat difungsikan bagi keperluan masyarakat setempat.
“Sekarang bisa kita buktikan pada presiden keberlangsungan Bendungan Teritip,” paparnya.
Namun demikian, Rizal mengakui pihaknya harus kerja keras mengejar defisit pemenuhan air baku yang sudah mencapai 1 ribu liter per detiknya. Nantinya, dia akan mengupayakan pengelolaan embung air Aji Raden yang mampu memproduksi sebanyak 200 liter air per detiknya.
Bulan Maret 2016 lalu, Jokowi mengaku menerima laporan soal krisis air dari Wali Kota Balikpapan. Dia berkomitmen Kepada wartawan, dia berkomitmen menuntaskan pembangunan Bendungan Teritip yang sudah mencapai 40 persen.
“Waduk Teritip sudah 40 persen, kita putuskan agar segera selesai,” tegasnya.
Pemprov Kaltim dan Balikpapan membangun Waduk Teritip yang diperkirakan menelan dana Rp 248 miliar. Pembangunan waduk diatas lahan 110 hektare sudah dimulai sejak pertenganan tahun 2014 lalu.
Proyek pembangunan fisik bendung Waduk Teritip dilaksanakan PT Waskita Karya hingga 2017 mendatang. Pemkot Balikpapan harus menyiapkan total luas kawasan yang mencapai 285 hektare. Seluas 175 hektare diantaranya digunakan untuk kawasan genangan dan green walt (batas hijau).
Adanya Waduk Teritip diharapkan membekap Waduk Manggar yang jadi penyedia air baku satu satunya bagi warga Balikpapan. Kota Balikpapan terancam kekeringan saat tidak ada hujan selama tiga bulan terakhir yang mengeringkan debit air Waduk Manggar Balikpapan.
Waduk Manggar menjadi sumber air baku satu satunya bagi masyarakat Balikpapan. PDAM Balikpapan mengolah 900 liter air per detik Waduk Manggar yang diperkirakan mengering pada awal bulan Maret mendatang.
Ancaman krisis air bersih sudah berulang kali mengancam Balikpapan sehubungan ketiadaan sumber air baku bagi masyarakatnya. Waduk Manggar menjadi tampungan air hujan bagi sumber air baku PDAM Balikpapan.