Bandara Sepinggan Balikpapan Kalimatan Timur siap bersinergi menyusul beroperasinya Bandara Samarinda Baru dalam waktu dekat nanti. Keberadaan dua bandara kota saling berdampingan ini makin menyeramakan layanan transportasi udara di Kalimantan Timur.
“Kami siap bersinergi dalam memaksimalkan layanan transportasi udara di Kaltim,” kata Manager Umum PT Angkasa Pura Balikpapan, Handy Heryudhitiawan, Selasa (9/1).
Handy mengatakan, otoritas Pemprov Kaltim sudah mengirimkan undangan jelang pengoperasian Bandara Samarinda Baru pada Bandara Sepinggan. Kedua bandara ini diharapkan bisa bekerjasama dalam pengelolaan market penumpang pesawat terbang di Kaltim.
“Minggu depan akan ada pertemuan membahas soal pengoperasian Bandara Samarinda Baru. Kami akan mengirimkan perwakilannya ke Samarinda,” tuturnya.
Market size penumpang pesawat terbang di Kaltim, menurut Handy masih tinggi diperkirakan mencapai 8 juta penumpang per tahunnya. Total jumlah penumpang pesawat ini, katanya akan terus meningkat seiring kian membaiknya pertumbuhan ekonomi masyarakat di Kaltim.
“Nanti yang akan kita bahas adalah soal market size dan bukannya pembagian market share penumpang pesawat,” paparnya.
Handy mencontohkan memaksimalkan sektor pariwisata yang otomatis mampu mendongkrak pertumbuhan penumpang di Kaltim. Provinsi Kaltim mempunyai sejumlah destinasi pariwisata yang layak dijual seperti wisata selam, bahari, arung jeram dan hutan.
Sinerji antara dua bandara berdampingan ini, menurut Handy kian positif memaksimalkan industri transportasi udara di Kaltim. Ia mencontohkan dua bandara lain yang mampu tumbuh berdampingan yakni Bandara Soekarno Hatta (Tangerang) – Cengkareng dan Bandara Adisutjipto (Yogjakarta) – Adi Soemarmo (Karangayar).
“Terbukti semuanya mampu bertumbuh dengan baik dan tidak ada yang tersaingi,” ujarnya.
Penumpang pesawat Bandara Sepinggan Balikpapan mencapai 7,3 juta penumpang per tahunnya. Pertumbuhan jumlah penumpang pesawat Balikpapan turun 1 persen dari proyeksi sudah ditetapkan managemen Angkasa Pura.
“Pertumbuhan turun akibat melemahnya kondisi perekonomian Kaltim akibat komoditas batu bara dan minyak mentah dunia,” paparnya.
Bandara Sepinggan diproyeksikan akan melayani 10 juta penumpang memasuki tahun 2018 ini. Pertumbuhan jumlah penumpang Bandara Sepinggan sempat menyentuh 18 persen per tahunnya.
“Sehingga kami optimis dan membangun terminal Bandara Balikpapan,” ujarnya.
Namun memasuki tahun 2015 lalu, Handy mengatakan terus terjadi penurunan jumlah penerbangan dan penumpang yang berangkat dan tiba di Balikpapan. Penerbangan turun 10, 4 persen menjadi 4.024 pesawat/bulan dari sebelumnya 4.443 pesawat/bulan.
Demikian pula jumlah penumpang pesawat turun 3,3 persen menjadi 487.176 orang/bulan dan sebelumnya 503.241 orang/bulan. Hanya layanan jasa cargo pesawat yang meningkat 12,3 persen menjadi 3.704.041 kilogram dari sebelumnya 3.248.437 kilogram.
Handy menyatakan, akan ada evaluasi kembali soal pencapai target penerbangan, penumpang dan jasa cargo Bandara Sepinggan. Pencapaian Bandara Sepinggan disesuaikan dengan pertumbuhan perekonomian warga Kaltim saat ini.
Namun demikian, Handy sudah menangkap sinyalemen reebound pertumbuhan perekonomian Kaltim masuk 2018 ini. Membaiknya perekonomian Kaltim pastinya berdampak signifikan pada industri penerbangan Bandara Sepinggan Balikpapan.
Bandara Sepinggan diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan nilai investasi Rp 2 triliun pertengahan 2014 silam. Bandara Sepinggan mengusung konsep modern dengan bangunan empat lantai guna melayani pertumbuhan 10 juta hingga 20 juta per tahunnya.
Saat itu, Angkasa Pura langsung optimis mematok target pendapatan bersih sebesar Rp 100 miliar per tahun dalam pengelolaan Bandara Sepinggan. Penerimaan laba berasal dari sector operasional aero dan non aero Bandara Sepinggan
Renovasi pembangunan Bandara Sepinggan membutuhkan dana pinjaman korporasi yang totalnya mencapai Rp 2,2 triliun. Setiap tahunnya setidaknya dibutuhkan alokasi dana angsuran pinjaman yang totalnya mencapai Rp 250 miliar – Rp 300 miliar per tahun.
Sesaat sudah diresmikan operasinya, Bandara Sepinggan mengalami kelesuan penurunan trafik penumpang sebesar 11 persen pada kuartal pertama tahun 2015 ini. Kala itu, bandara ini masih tertolong event rutin Kaltim seperti arus mudik – balik Ramadan, liburan sekolah, ibadah haji hingga liburan tahun baru.
Event event tahunan ini yang membuat Bandara Sepinggan mampu merealisasikan pendapatan Rp 92 miliar tahun 2014 lalu. Kala itu, realisasi penumpang sebanyak 7,6 juta orang per tahun.
Selama tiga tahun terakhi ini, Bandara Sepinggan mengeluhkan terus merugi pengelolaan area airport seluas 9.500 meter persegi. Okupasi bangunan empat lantai ini hanya 59 persen dari total area yang dipersiapkan untuk konsep mall airport modern.
Padahal selama itu, Bandara Sepinggan terus mengupayakan pemasukan dalam pengelolaan Bandara Sepinggan, jasa operasional penerbangan dan jasa retail area airport.
Bandara menyewakan sebanyak 49 tenant yang bergerak di layanan jasa food court, transportasi dan service. Mereka ini dikenakan beban sewa sebesar Rp 470 ribu / meter persegi / bulan. Sebagai catatan saja, lima toko retail saat awal pembukaan airport diharapkan menyumbangkan pendapatan sebesar Rp 30 miliar per tahunnya.
Bandara Sepinggan masuk peringkat 6 terbaik penilaian Airport Council International (ACI) katagori airport melayani penumpang maksimal 15 juta jiwa. Bandara ini menargetkan mampu membuat terobosan agar masuk peringkat 3 terbaik dunia.