PT Toba Bara, kata Pandu telah menuntaskan seluruh persyaratan administrasi musti diwajibkan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam). Otoritas pemegang bursa saham di Indonesia ini nantinya yang akan mengumumkan rencana IPO PT Toba Bara.
“Semoga minggu akan diumumkan IPO PT Toba Bara oleh Bapepam,” tuturnya.
PT Toba Bara sudah melakukan road show ke sejumlah negara dalam mempromosikan rencana penawaran sahamnya ke Hongkong, Singapura dan New York. Penawaran saham dijadwalkan bisa terealisasi pada 27 Juni 2012 mendatang.
“Distribusi saham PT Toba Bara dijadwalkan pada 4 Juli 20120,” ujarnya.
Proses IPO PT Toba Bara dipergunakan untuk kepentingan pembayaran pinjaman dan utang, biaya belanja modal kegiatan pertambangan, infrastruktur dan pengembangan fasilitas penunjang area konsesi. Selanjutnya untuk kebutuhan biaya akuisisi konsesi pertambangan atau modal kerja dan dana kebutuhan eksplorasi area konsesi PT Toba Bara.
PT Toba Bara sudah mengakuasisi tiga perusahaan pertambangan batu bara di Kutai Kartanegara Kalimantan Timur yaitu PT Adimitra Baratama Nusantara, PT Indomining dan PT Trisensa Mineral Utama. PT Toba resmi mengambil alih kepemilikan tiga perusahaan sejak awal 2010 silam dengan kepemilikan saham mayoritas. Hanya PT Adimitra Baratama Nusantara yang kepemilikannya hanya 51 persen.
Tiga tambang batu bara ini mampu menghasilkan produksi batu bara yang menjanjikan setiap tahunnya. PT Adimitra memiliki luas lahan seluas 2,990 hektare dengan estimasi produksi sebesar 156 juta metrix ton.
Demikian pula PT Indomining yang memiliki luasan 683 hektare dengan kandungan estimasi batu bara sebesar 37 juta metrix ton dan PT Trisena seluas 3,414 hektare dengan estimasi produksi 43 juta metrix ton. Sehingga bisa diperkirakan total estimasi sumber daya produksi batu bara PT Toba Bara sebesar 236 juta metrix ton.
Dari hasil produksi batu bara tiga perusahaan, PT Toba Bara mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1,04 triliun pada tahun 2011 lalu. Besaran jumlah laba ini meningkat hampir 100 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp 518,76 miliar.
“Produksi batu bara PT Toba Bara mencapai 5,22 juta metrix ton atau naik 33 persen dari sebelumnya hanya 3,9 juta metrix ton pada tahun 2010,” ujar Pandu.
Pada tahun 2012 ini, Pandu menyebutkan perusahaanya berupaya meningkatkan produksi batu bara hingga 7,2 juta metrix ton dari tiga perusahaan. Peningkatan produksi bisa dilaksanakan lewat penambahan alat alat pertambangan, perluasan lokasi pertambangan hingga akuisisi sejumlah perusahaan perusahaan lain di wilayah Kutai Kartanegara.
“Total luas lahan yang kami kelola masih 50 persen dari total lahan konsesi kami, sehingga masih banyak ruang untuk eksploitasi,” tuturnya.
PT Toba Bara juga memberikan penekanan pada pengelolaan lingkungan sejumlah lokasi lokasi bekas area pertambangan. Pada tahun 2011 lalu, PT Adimitra mendapatkan penghargaan status hijau atas kinerja pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan operasi pertambangan dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.
“Karena Pak Luhut selalu menekankan agar kami memperhatikan lingkungan. Minimal mengembalikan seperti saat sebelum kami datang melakukan eksploitasi,” tuturnya.