“Empat korban meninggal satu keluarga,” kata Kepala Bagian Humas Pemerintah Kota Balikpapan, Sudirman.
Ketiganya ditemukan terkubur di dalam timbunan material longsor dalam kondisi berpelukan usai dievakuasi tim SARS pukul 13.00 Wita. Jenazah korban langsung dibawa rumah sakit Kanudjoso Djatiwibowo Balikpapan.
Seorang korban tewas lainnya, kata Sudirman adalah keponakan keluarga ini yaitu Anjar yang juga berusia 8 tahun. Jenazah Fikri ditemukan terpisah dari ketiga korban tewas lainnya sekira pukul 12.00 Wita.
Sementara tiga korban luka diketahui pasangan suami istri dan seorang anak mereka yang masih berusia 1,5 tahun.
Longsor yang menewaskan 4 korban jiwa di RT 22 nomor 57 Martadinata Kelurahan Mekarsari, Balikpapan Tengah terjadi begitu cepat. Menurut Sukma Palopo (45) seorang saksi yang juga tetangga sebelah rumah korban menuturkan terjadi sedikitnya tiga kali longsoran di rumah itu.
“Pada longsor pertama itu, adik kandung bu Anjar bersama istrinya teriak-teriak minta tolong longsor-longsor. Saya sempat bantu keluarkan dia yang kebetulan tiga orang ini ada disekitar teras rumah,” jelasnya.
Sukma bersama warga sempat berusaha menolong para korban agar secepatnya meninggalkan rumah tersebut. Selang beberapa saat kemudian, lanjutnya ada longsoran kedua dan ketiga yang meratakan kawasan tersebut dengan tanah.
Kejadian longsor diperkirakan terjadi pada pukul 10.30 Wita saat hujan mulai reda.
“Korban meninggal itu ada di dalam rumah kemungkinan dekat dapur. Kalau adik kandung korban sempat menyapu di luar dekat teras depan. Makanya bisa mengeluarkan diri sama bayinya,” paparnya.
Warga tidak dapat berbuat banyak untuk menolong selain melakukan penggalian tanah yang meratakan rumah korban. Batang kayu besar terlihat di lokasi sementara hanya menyisakan tembok hijau saja.
Korban selamat sempat ditampung dirumah warga di RT 18 sekitar 100 meter dari lokasi namun sekitar jam 14.00 dibawa ke rumah sakit untuk diberikan pengobatan luka ditangan dan kepala.
Hujan deras mengguyur kota Balikpapan Kalimantan Timur sejak pukul 03.00 hingga 11.00 Wita berakibat banjir di sejumlah titik lokasi, Kamis (24/5). Bencana longsor juga menghancurkan sejumlah rumah di kawasan perbukitan Balikpapan.
Pantauan wartawan, bencana banjir terjadi di kawasan jalan Kariangau, ring road, perumahan Puri Mandastana, Sepinggan, Gunung Sari, Damai, Rapak, Batu Ampar dan hampir di setiap perumahan di Balikpapan. Air menggenangi hingga setinggi pinggang orang dewasa dan sebagian masuk ke rumah rumah warga.
Bencana banjir kali merendam puluhan rumah di perumahan Puri Mandastana akibat derasnya hujan di Balikpapan kali itu. Warga setempat, ibu Hairani mengatakan banjir merendam rumah dan tetangganya hingga se paha orang dewasa.
“Banjirnya masuk rumah, baru sekarang bisa surut,” tuturnya.
Hairani mengaku heran banjir kali ini sangat parah hingga puncaknya mampu menggenangi rumahnya yang sudah terbilang tinggi di kawasan. Baru kali ini, banjir menggenangi rumah rumah di kawasan perumahan Puri Mandastana Balikpapan.
“Mungkin karena derasnya hujan atau parit perumahan yang tersumbat,” paparnya.
Selain itu, saking derasnya hujan di Balikpapan berakibat longsornya kawasan perbukitan setempat yang terlokasi di Kelurahan Damai, Gunung Malang dan Martadinata. Salah satu warga Jalan Siaga Kelurahan Damai, Balikpapan, Jumha Setiawan mengaku rumahnya hancur akibat longsoran tanah yang terkikis air hujan.
“Rusak rumah saya akibat longsor, sehingga sekarang lagi memperbaikinya,” paparnya.
Berdasarkan laporan warga Balikpapan tercatat terdapat lima laporan bencana tanah longsor usai hujan deras ini. Kerugian masyarakat akibat bencana ini diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.
Bencana banjir dan longsor di Balikpapan sudah lama diprediksi akan terjadi menyusul kawasannya yang dikepung pertambangan batu bara milik Kabupaten Kutai Kartanegara, Samarinda dan Penajam Paser Utara. Kondisi pengupasan lahan yang berbukit bukit juga menjadi salah satu penyebab utama bencana longsor di Balikpapan.