Proses identifikasi, kata Wisnu dilakukan personil kepolisian dilapangan bersama masyarakat. Namun informasi terakhir seluruh korban ini sudah diketahui identitasnya yang mayoritas merupakan warga Kutai Kartanegara dan Samarinda.
Sementara ini, Wisnu mengatakan prioritas utama kepolisian adalah proses pencarian serta identifikasi seluruh korban bencana. Polisi mendapatkan bantuan pencarian korban dari Basarnas, TNI, pemerintah daerah dan masyarakat.
Polisi tidak membatasi jangka waktu pencarian korban hingga batasan dimungkinkan. Proses pencariannya sendiri masih terganjal dua pilar utama jembatan yang dikhawatirkan runtuh sehingga membahayakan para penyelam.
“Sementara memang dihentikan, pilar ini perlu dirubuhkan atau dikuatkan sementara agar tidak membahayakan petugas,” ujarnya.
Memasuki hari ketiga pencarian ditemukan para korban yang semakin bertambah. Secara bergelombang ditemukan korban dengan kondisi mayat sudah menggenaskan.
Jembatan Kutai Kartanegara yang menghubungkan 2 wilayah Kecamatan Tenggarong Seberang dan Kecamatan Tenggarong, ambruk pada Sabtu (26/11/2011). Sebanyak 33 orang sudah dilaporkan hilang sehubungan peristiwa bencana ini.