NewsBalikpapan –
Produk ekspor udang windu Provinsi Kalimantan Timur menempati peringkat nomor satu dunia sebanyak 12 ribu ton per tahun senilai Rp 2,4 triliun. Produk udang windu Kaltim mampu menembus Eropa yang menjadi pasar eksklusif mampu ditembus negara pesaing seperti China dan Thailand.
“Produk udang windu Kaltim sudah terkenal sejak dulu di pasar dunia,” kata Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kaltim, Iwan Mulyana, Kamis (23/10/2014).
Iwan mengatakan para nelayan Kaltim menerapkan langkah semi organik dalam budi daya udang windu. Tambak nelayan ditempatkan di kawasan hutan bakau untuk memberikan habitat alami bagi udang windu.
“Sehingga hasilnya adalah udang windu yang warnanya hijau segar dan rasa manis,” paparnya.
Kualitas produk udang windu Kaltim, kata Iwan lebih baik dibandingkan negara produsen lain. Udang windu mereka ini ditempatkan dalam habitat buatan termasuk pula pakannya.
“Hasilnya ternyata terpengaruh menghasilkan udang windu kualitas nomor dua,” paparnya.
Sehubungan itu, Iwan memastikan pasar dunia akhirnya tetap memilih udang windu Kaltim sebagai pilihan utama. Pasar domestik Indonesia juga mendatangkan udang windu langsung dari kota kota Kaltim seperti Kutai Kartanegara, Bontang, Balikpapan, Paser dan Penajam Paser Utara.
“Total produk udang windu Kaltim seluruhnya adalah 17 ribu ton per tahun. Produk 5 ribu ton adalah yang dikonsumsi domestik Indonesia,” paparnya.
Produk udang windu merupakan salah satu jenis budi daya ikan digalakan Pemprov Kaltim. Pemerintah daerah memperkenalkan istilah apartemen ikan untuk membudi dayakan ikan ikan yang terkenal kanibal seperti udang galah, kerapu dan kotak.
Produk udang windu Kaltim sudah terkenal di pasar dunia seperti Jepang, Amerika Serikat dan Uni Eropa. Negara negara ini menghargai produk udang windu Kaltim yang dibudi dayakan secara sistim semi organik.