“Kita harapkan per baikan sebelum tanggal 30 Mei sudah selesai,” kata Ismail,
CFK memiliki dua unit pembangkit masing-masing berkapasitas 40 MW. Salah satunya dalam proses perbaikan. “ Jadi kita sekarang ini kekurangan pasokan 40 MW. Tapi secara system, deficit kita hanya 30 MW karena ada mesin-mesin lain juga,”jelasnya.
Namun saat beban puncak terjadi, PLN telah melakukan beberapa scenario yang kini berjalan dan dipahami oleh pelanggan umum maupun pelanggan besar.
“Yang kita upayakan meminta pelanggan besar kalau Balikpapan rata-rata 9 MW hampir setiap hari kemudian pelanggan umum kami kurangi 6 MW. Beban puncak kita sekarang ini sudah 300 MW system Mahakam ya,” terangnya.
Akibat perbaikan itu, kemampuan daya listrik yang dimiliki PLN saat ini pada system jaringan Mahakam sebesar 274-272 MW. Kekurangan 30 MW itu katanya dibagi antara Balikpapan dan Samarinda.
“Pada saat beban puncak jam 17.00-22.00 , nah pelanggan-pelanggan besar itu kita keluarkan dari beban puncak. Kayak hotel, mall sisanya kita gilir. Pelanggan umum yang kita keluarkan itu 6 MW hampir tiap hari,”ucapnya.
“Kalau mereka tidak keluar dari beban puncak, itu kekurangan 15-16 MW (Balikpapa) itu harus kita gilir berapa banyak yang kena pemadaman. Mungkin separuh Balikpapan,” sambungnya.
Proses ini berjalan lancer dan dapat dipahami bersama. Tambah Ismail, sebelum pemeliharaan pada pembangkit PLTU CFK, PLN terlebih dulu melakukan pendekatan kepada pelanggan besar. Disamping itu juga ada perjanjian PLN dengan pelanggan besar.
“Dan kita juga sudah ada perjanjian dengan PLN jika sewaktu-waktu diminta keluar dari beban puncak ya mereka siap,” tambahnya.
Seperti diketahui sebelum pada Banjir Kamis lalu, masyarakat Balikpapan mengalami pemadaman hingga 12 jam perhari. Hal ini karena banyak jaringan PLN yang rusak akibat banjir dan longsor termasuk terendam travo milik PLN dan rebahnya tiang listrik PLN.