Menurutnya, buku tersebut sebenarnya sudah terlanjut beredar sejak sebulan lalu. Bahkan kata Edy, khusus di Kota Balikpapan buku tersebut dijual bukan gratis, tapi di jual Rp 9 ribu. “Buku itu sudah beredar luas di jual sejak sebulan lalu,” terangnya.
Beredarnya buku tersebut hingga ke tangan murud SD kata Edy, sebenarnya bukan kesalahan Dinas Pendidikkan di Kaltim. “Itu murni kesalahan dari Dinas Pendidikkan Pusat, apakah sudah melalui kajian dulu, sebelum diedarkan, khususnya apakah layak dan pantas untuk siswa SD,” imbuhnya.
Mungkin jika buku tersebut, tidak untuk siswa SD masih bisa menjadi bahan pertimbangan. Karena kata Edy, buku tersebut memang berisi pelajaran tentang anatomi tubuh manusia, sehingga menjelaskan alat repoduksi . Harusnya kata Edy, buku itu tidak beredar untuk siswa SD.
“Itu kan seperti buku Biologi, jadi memang semuanya transparan, termasuk alat reproduksi manusia juga di jelaskan secara transparan. Harusnya mungkin bukan untuk siswa SD, mungkin SMP atau SMA, lebih tepat,”ungkapnya.
Ditariknya buku tersebut kata Edy, tentu akan merugikan orang tua siswa yang terlanjur membeli buku itu. Meski Dinas Pendidikkan Kota Balikpapan menyebutkan, buku tersebut tidak di jual tapi, dibagikan gratis karena menggunakan dana batuan operasional sekolah (BOS).
“Jadi uang yang beredar sudah pasti miliaran, coba hitung saja jumlah SD di Balikpapan saja sudah mencapai 150 karena buku itu memang di jual, satu sekolah ada yang muridnya jumlahnya sampai ribuan siswa. Bagaimana kalau satu seluruh Kaltim,” terangnya.
Ia menegaskan, pihaknya akan ikut mengawasi penarikan buku itu, hingga tuntas. Karena kata Edy, buku itu bukan saja merugikan orang tua siswa, tapi juga ada kesalahan kurikulum dan system pendidikkan di Indonesia. “Ini ada yang salah, sampai buku ini harus ditarik, harusnya dikaji dulu oleh tim dari Pusat sebelum diedarkan ke daerah, sehingga tidak seperti ini kejadiannya,” tukasnya.
Pelaksana Tugas Dinas Pendidikkan Kota Balikpapan Sri Wahyuni, mengatakan, pihaknya sudah memerintahkan untuk menarik buku tersebut, terhitung sejak, Kamis ini. “saya sudah tanda tangani surat penarikan buku itu hari ini, sudah langsung di edarkan ke sekolah,” ujarnya.
Ia menjelaskan, Dinas Pendidikan Kota Balikpapan juga sependat, terpaksa menarik buku tersebut karena memang dinilai tidak pantas. “Memang kita tarik buku Penjakes yang beredar di sekolah dasar hari ini, karena memang tidak layak untuk menjadi materi pelajaran,” urainya.
Ia menjelaskan, buku pelajaran tersebut, tidak tepat menjadi bahan pelajaran, setelah Pemkot Balikpapan mendapat rekomendasi dari Tim Pengawas Bahasa Indonesia Dinas Pendidikkan Kota Balikpapan. “Memang ada tim yang meneliti, dari tim itu kemudian merekomendasikan agar buku itu ditarik karena tidak layak dan tidak pantas bagi anak SD,” sebutnya.
Meski diakui Yuyun sapaan akrabnya, buku tersebut berasal dari Kementerian Pendidikkan Nasional yang dibeli pihak sekolah melalui dana BOS. “Buku itu dari Kemendiknas, katanya tidak masuk pornografi, tapi justru setelah dikaji oleh tim justru katanya berbau pornografi, makanya kita tarik,” bebernya.
Ketua Komisi IV DPRD Kota Balikpapan Ida Priastuti, menyatakan prihatin dengan beredarnya buku yang berbau porno itu. “sungguh menyedihkan buku berbau porno itu beredar di sekolah, ini berarti ada yang salah dengan lemahnya pengawasan,”katanya.
Karenanya kata Ida, jika tidak disikapi segera bisa menjadi boomerang dan berdampak negative atau prilaku siswa. “Memang harus disikapi, tidak bisa dibiarkan, kalau memang sudah mengarah pornografi harus ada sikap tegas,” tukasnya.
Kepala SD Negeri 017 Kota Balikpapan Hj Noor Masitah, mengakui memang buku itu sudah beredar di siswa sejak beberapa minggu lalu. Buku itu dibeli pihak sekolah, melalui dana BOS. “Itu untuk kelas 5 saja, jumlahnya 30 buku untuk 30 siswa,” beber nya.
Diakuinya, persoalan ini sempat dibahas oleh Dinas Pendidikkan Kota Balikpapan melalui Tim Pengawas bahasa Indonesia. “penarikkannya jadi kita tunggu instruksi arahan Dinas pendidikkan, jadi memang informasinya mau ditarik,” tandasnya.