SAR Balikpapan Berangkatkan Tim Rescue ke Palu

NewsBalikpapan –

Kantor SAR Balikpapan memberangkatkan tim guna membantu proses pemulihan pasca bencana tsunami di Palu Sulawesi Tengah. Personil terdiri berbagai unsur tim rescue, tenaga medis, sukarelawan hingga jurnalis.

“Terdapat 28 personil yang berangkat malam ini,” kata Kepala Kantor SAR Balikpapan, Gusti Anwar Mulyadi, Sabtu (29/9) pukul 24.00 Wita.

Para sukarelawan Balikpapan, kata Gusti, menumpang KM Wisanggeni yang merupakan salah satu kapal rescue SAR Balikpapan. Berangkat dari Pelabuhan Somber Balikpapan serta tiba di Palu dalam enam jam kedepan.

KN SAR 236 Wisanggeni merupakan kapal sepanjang 40 meter berbahan baku almunium ini dipergunakan untuk memberikan pertolongan rescue jalur pelayaran Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II Selat Makassar.

Kapal produksi galangan kapal Batam ini efektif mampu membantu proses evakuasi korban kecelakaan laut. Kapal seharga Rp 60 miliar ini memiliki kecepatan maksimal 27 knot sehingga berguna evakuasi korban di perairan laut.

Gusti mengatakan, personil SAR Balikpapan diprioritaskan membantu pemulihan para korban bencana tsunami dan gempa. Lantaran itu pula, ia membawa sejumlah tenaga medis berpengalaman guna penanganan korban.

“Tim kami bisa melakuka rescue, pengobatan dan pencarian korban,” paparnya.

Selain itu, SAR Balikpapan pun membawa perlengkapan dan logistik yang sekiranya dibutuhkan para korban bencana. Logistik ini merupakan sumbangan masyarakat di Kaltim yang perduli akan nasib dialami saudaranya di Palu maupun Donggala.

“Kami membawa logistik dan bahan bakar memadai bagi SAR ke Palu. Informasinya tidak ada pasokan bahan bakar yang memadai di sana saat ini,” ungkap Gusti.

SAR Balikpapan akan berada di Palu dalam kurun waktu yang belum ditentukan. Mereka akan kembali ke Balikpapan bila dirasakan kondisi Palu sudah cukup memungkinkan.

“Kami menunggu perintah pimpinan saja, seperti apa nanti dan berapa waktu lama kami di Palu. Kami hanya diminta menjadi tim bekap dalam membantu proses SAR di Palu,” tegasnya.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengumumkan data korban bencana gempa di Palu sebanyak 420 jiwa. Data korban jiwa ini belum termasuk yang terdata di Donggala dan Sigi.

Pengungsi saat ini diperkirakan sebanyak 10 ribu jiwa tersebar di 50 titik di Kota Palu.

Sejumlah korban tewas diantaranya masih tertimbun di reruntuhan gedung, hotel, ruko, gudang, pertokoan yang runtuh akibat gempa. Personil SAR kesulitan menembus lokasi kerusakan yang rusak parah akibat tsunami.

Secara  geologis, posisi Indonesia memang rawan terjadinya bencana bumi akibat pertemuan empat lempeng utama dunia, yakni Benua Asia, Australia, Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Hanya Pulau Kalimantan yang bisa dianggap bebas ancaman gempa bumi di Indonesia.

Pasca gempa  berkekuatan magnitudo 7,4 SR mengguncang Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. Akibat gempa bumi ini lantas memicu gelombang air laut setinggi  3 meter atau tsunami yang menerjang Palu, Donggala dan Mamuju.

Berita Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *