NewsBalikpapan –
Jam dinding rumah pinggiran kota Balikpapan Kalimantan Timur (Kaltim) tepat menunjuk angka 13.00 Wita. Sinar surya menerpa kian kencang pertengahan bulan Oktober ini.
Suhu panas membangunkan penghuninya yang terlelap selepas begadang semalaman menyuting berita.
“Rutinitas keseharian selama pandemi covid 19 melanda Balikpapan,” kata Teddy Rumengan saat dihubungi Minggu (25/10/2020).
Teddy merupakan editor media daring lokal Balikpapan sekaligus penulis lepas di sejumlah media nasional. Aktifis Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Balikpapan bisa membuat belasan artikel berita hanya dalam semalaman.
Selepas fajar tiba, tubuhnya langsung ambruk ke ranjang kamarnya hingga jelang siang.
Kota Balikpapan termasuk zona merah penyebaran virus covid 19. Pasien positif di (Kaltim) menembus angka keseluruhan 12.038 jiwa. Tambahan pasien Balikpapan sebanyak 15 jiwa di bulan Oktober ini.
Sehubungan itu, mayoritas jurnalis di Balikpapan harus extra hati – hati menjalankan rutinitas liputan. Bekerja di rumah akhirnya menjadi pilihan guna mensiasati ancaman penyebaran pandemi.
Liputan secara daring menjadi pilihan utama memanfaatkan aplikasi zoom ataupun menelpon narasumber secara langsung.
Protokol kesehatan pun dijalankan secara ketat saat terpaksa menjalankan liputan lapangan. Berkenaan penggunaan masker, cairan disinfektan, dan social distancing.
“Ada perubahan sistem kerja wartawan dalam menjaga kesehatan diri,” ujar Teddy.
Pergeseran pola hidup ini hampir seluruhnya dialami wartawan di Balikpapan. Perusahaan media lokal juga bisa memaklumi perubahan pola hidup demi keselamatan di lapangan.
Wartawan lapangan bahkan di wanti wanti mentaati protokol kesehatan pandemi ditetapkan Satgas Penanggulangan Covid Balikpapan.
“Wartawan, perusahaan, editor dan organisasi profesi bisa memahami perubahan sistem kerja ini,” tuturnya.
Teddy menyatakan, insan jurnalis harus menjadi garda terdepan membendung penyebaran virus. Baik lewat penulisan artikel berkualitas sesuai kode etik jurnalistik juga menjadi contoh ketaatan menjalankan protokol kesehatan.
Ia optimis industri media mampu bertahan ditengah pelbagai kesulitan selama pandemi. Meskipun faktanya, pandemi covid memukul bisnis industri media nasional maupun daerah.
“Gaji dipotong, honor dipotong, sudah terjadi disini. Mau gimana lagi di tengah kondisi perusahaan yang sulit,” keluh Teddy.
Sehubungan itu, Teddy meminta pemerintah lebih serius mengatasi penyebaran virus kaitan kepentingan bisnis industri media.
AJI menyatakan bahayanya pandemi covid 19 bagi keselamatan jurnalis. Catatan juga menunjukan korban jiwa dua wartawan Indonesia terpapar virus kala berugas lapangan.
“Sudah ada 2 korban meninggal dari rekan jurnalis di lapangan,” kata Ketua Umum AJI Abdul Manan.