Runtang Runtung Jelang Bertarung

Awang Faroek - MukminBalikpapan –

Gubernur Kaltim, Awang Faroek Ishak dan Ketua DPRD Kaltim, Mukmin Faisyal HP bila diibaratkan seperti pasangan yang sedang kasmaran. Kemana mana – maunya berdua terus. Dalam kesehariannya saja – acap kali mereka kedapatan sedang berdua.

Seperti kali itu, keduanya menghadiri pembentukan posko pendidikan anak putus sekolah dan pendidikan anak usia dini di Hotel Menara Bahtera Balikpapan, Kamis (13/6). Jelang siang, kedua kembali ada dalam pemacangan tiang pertama pembangunan Balikpapan Super Mall Puskib senilai Rp 1,5 triliun.

Banyak orang yang akan beranggapan wajar saja bila ketua dewan mendampingi kepala daerah dalam menghadiri berbagai agenda seremoni. Namun tidak kurang yang menanggapinya sebagai kampanye jelang pemilihan gubernur Kaltim pada 10 September 2013 mendatang. Pasangan Awang Faroek – Mukmin Faisyal sudah mendeklarasikan sebagai peserta pilgub Kaltim dengan mengendarai 11 koalisi partai politik besar.

Dalam forum diikuti ratusan pegawai negeri sipil se Kalimantan Timur – Awang pun tidak segan segan menyampaikan niatannya maju kembali dalam pilgub nanti. Sesekali, ia memperkenalkan sosok pria disampingnya yakni Mukmin Faisyal yang jadi pasangannya dalam proses demokrasi nanti.

“Saya bersama pak Mukmin ini maju dalam pemilu nanti,” katanya seraya tangannya disorongkan ke pria disampingnya itu.

Awang mengklaim memiliki elektabilitas 67 persen keterpilihan masyarakat pemilih Kaltim yang berjumlah 4,2 juta jiwa. Prosentase ini berdasarkan hasil survey lima lembaga survey nasional yang telah melakukan kajian jelang pilgub Kaltim.

“Lima lembaga survey hasilnya sama, sehingga saya optimis maju kembali. Kalau hasil survey tidak bagus, buat apa saya maju kembali,” tuturnya.

Masyarakat Kaltim, lanjut Awang mayoritas terpuaskan oleh program program pendidikan sudah diterapkan di masa kepemimpinannya ini. Prosentase kepuasan public atas program pendidikan hingga 73 persen.

“Mereka puas atas program pendidikan saya, meskipun ada yang kurang puas soal infrastruktur jalan dan listrik. Itu bisa dibenahi nanti di periode kedua kepemimpinan saya,” ujarnya.

Pasangan Awang – Mukmin ini memang sangat terbantu status keduanya sebagai sosok sentra di Provinsi Kaltim. Berdalih menghadiri agenda seremoni daerah – keduanya bisa leluasa mengkampanyekan pencalonannya pada pilgub Kaltim.

“Nanti selama 14 hari, saya akan safari Ramadhan di seluruh kota/kabupaten di Kaltim. Tentu anda semua sudah tahu tujuannya untuk 14 September nanti,” paparnya sambil tersenyum.

Awang tentu saja optimis, sebanyak 11 partai politik sudah memberikan dukungannya seperti Golkar, Demokrat, PKS, PAN, Hanura, PKB, PDS, Patriot, PBB, PKPI hingga sejumlah partai kecil lainnya. Bila dikalkulasikan, partai partai ini mendominasi 75 persen keterwakilan kursi DPRD Kaltim. Apalagi lokomotif utama koalisi ini adalah Golkar selaku ketua tim sukses pasangan Awang – Mukmin.

“Kami sudah membentuk timses yang mulai bergerak di daerah daerah,” kata Mukmin yang menjabat Ketua Golkar Kaltim.

Pengamat politik Universitas Balikpapan, Muhammad Nasir mengakui pasangan Awang – Mukmin masih menggungguli elektabilitasnya dibandingkan kandidat lainnya seperti Farid Wadjdy – Sofyan Alex maupun Imdaad Hamid – Ipong Muchlissoni. Status keduanya sebagai incumbent mampu dimaksimalkan dengan baik di berbagai kesempatan.

Namun demikian, Nasir menyebutkan peta politik pilgub Kaltim bisa berbalik seratus delapan puluh derajat saat pengadilan mengabulkan gugatan pra peradilan dilayangkan Masyarakat Anti Korupsi (MAKI). Organisasi anti korupsi ini sudah mengajukan gugatan atas penerbitan surat perintah penghentian penyidikan (SP3) Kejaksaan Agung atas kasus divestasi saham PT Kaltim Prima Coal senilai Rp 576 miliar.

Kelanjutan penyidikan kasus Awang Faroek, menurut Nasir akan berdampak negative pada pencalonan pasangan incumbent. Apalagi bila akhirnya  penyidik berani menahan Awang Faroek .

“Penyidik bisa aja menahan tersangka bila dibutuhkan. Mungkin secara yuridis Awang masih bisa ikut pilgub, namun sosiologi elektabilitasnya akan turun di mata masyarakat,” ujarnya.

Lima tahun memimpin Kaltim, Nasir berpendapat Awang Faroek belum mampu menunjukkan bukti kongkrit fisik pembangunan. Banyak diantaranya masih berupa wacana seperti halnya jembatan Balikpapan – Penajam, jalan tol Balikpapan – Samarinda hingga pelabuhan Maloy.

“Seperti pembangunan jalan tol Balikpapan – Samarinda itu, dibangun saat izin pinjam pakai Taman Hutan Rakyat Bukit Soeharto belum turun dari Kementerian Kehutanan. Namun pembangunan jalan tetap dipaksakan,” sesalnya.

Peluang ini sepertinya akan jadi harapan terakhir para kandidat lainnya yaitu pasangan Farid Wadjdy – Elex Sofyan dan Imdaad Hamid – Ipong Muchlissoni. Layaknya Goliath versus David jadi motifasi para kandidat untuk menumbangkan dominasi incumbent.

“Kami membawa angin perubahan melawan status quo yang gagal memimpin Kaltim,” kata Ipong.

Ipong optimis elektabilitasnya tidak terlalu jauh tertinggal dibandingkan pasangan incumbent yang banyak difavoritkan memimpin untuk kali kedua. Pasangan yang maju lewat jalur independen ini menyebutkan sosok Imdaad Hamid sebagai birokrat bersih yang dicintai masyarakat Balikpapan.

“Apalagi saya maju bersama Imdaad Hamid, mantan Wali Kota Balikpapan yang punya reputasi bersih di mata masyarakat,” ujarnya.

Menurut Ipong elektabilitas incumbent makin tergerus seiring kasus korupsi yang menjerat Awang Faroek. Meskipun kasusnya sudah diputihkan kejaksaan, dia menilai mayoritas masyarakat Kaltim masih meragukan proses penegakan hukum negeri ini.

“Saya tidak komentar soal SP3 kejaksaan, namun masyarakat terlanjur mempertanyakan kasus ini,” paparnya.

Berita Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *