NewsBalikpapan –
PT Pertamina (Persero) dipercaya mengelola tiga blok minyak gas sekaigus yang dulunya dikuasai asing di Kalimantan Timur. Selama setahun terakhir, perusahaan plat merah ini berturut turut memegang kendali wilayah kerja Blok Mahakam, Sanga Sanga dan terakhir East Kalimantan (ISKA).
“Pertamina menjadi operator pengelola tiga blok migas di Kaltim,” kata Kepala Humas SKK Migas Wilayah Kalimantan Sulawesi, Sebastian Julian, Selasa (8/1/2019).
Pertamina mulai menguasai wilayah kerja Mahakam di awal 2018 menggantikan Total E&P Indonesie (TEPI). Perusahaan migas kongsian Perancis dan Jepang ini habis kontraknya setelah setengah abad menguasai blok kaya gas di Kutai Kartanegara.
Berselang delapan bulan kemudian, Pertamina kembali mengambil alih pengelolaan Blok Sanga Sanga dari tangan Vico Indonesia. Proses alih kelola dari perusahaan Amerika Serikat ini berlangsung cepat tanpa kegaduhan.
Terbaru ini, Blok ISKA pun tidak luput dari jangkauan. Chevron Indonesia Company (CICO) asal Negeri Paman Sam juga menyerahkan pengelolaannya ke Pertamina, bulan Oktober lalu.
“Seluruh perusahaan ini berakhir masa kontraknya dalam mengelola blok migasnya,” ungkap Sebastian.
Awal pergantian memasuki 2019 ini, Sebastian mengaku sudah mengantongi evaluasi laporan lifting produksi ketiga wilayah kerja migas. Hasilnya cukup mengejutkan dimana produksi Blok Mahakam dibawah pencapaian target pemerintah.
Evaluasi setahun, PT Pertamina Hulu Mahakam (operator Blok Mahakam) memproduksi 43.383 BOPD kondensat dan 832 MMscfd gas. Padahal, blok migas di Kutai Kartanegara ini digadang gadang berproduksi 48.271 BOPD kondensat dan 1.110 MMscfd gas.
“Memang masih dibawah target yang diharapkan pemerintah,” papar Sebastian.
Sebaliknya, produksi dua blok lainnya yakni Sanga Sanga dan ISKA ternyata cukup menggembirakan. Blok ISKA dilaporkan mampu menjaga produksinya dikisaran 13.220 bopd kondensat dan 69,44 mmscfd gas.
“Target terpenuhi 100 persen untuk produksi Blok ISKA,” ujar Sebastian.
Demikian pula Blok Sanga Sanga yang memproduksi 10.017 BOPD kondensat dan 83 MMscfd gas. Produksi PT Pertamina Hulu Sanga Sanga ini, sedikit melampaui target dipatok sebesar 10 ribu BOPD kondensat dan 80 MMscfd gas.
Meskipun begitu, Sebastian enggan menyalahkan operator mengingat kompleksifitas industri migas. Khusus dalam kasus Blok Mahakam, menurutnya, sudah menaruh harapan tinggi dalam eksploitasi migas di Kutai Kartanegara ini.
“Sejak awal pemerintah konsentrasi dalam mengelola blok Mahakam. Harapannya blok ini tinggi, sebaliknya target blok lainnya lebih realistis,” tegasnya.