Edaran Mandul Larangan Rayakan Tahun Baru

NewsBalikpapan –

Provinsi Kalimantan Timur menerbitkan surat edaran Nomor 065/6227/B.0rg tentang himbauan ketertiban perayaan pergantian tahun 2018/2019. Pemerintah kota/kabupaten diminta mengedukasi warganya agar tidak menyalakan petasan, kembang api termasuk pula meniup terompet penghujung tahun nanti.

“Tujuan utamanya adalah untuk menjaga ketertiban, keamanan dan kenyamanan masyarakat,” kata Pelaksana tugas Humas Pemprov Kaltim, Riawati, Senin (31/12/2018).

Sebagian masyarakat Kaltim, menurut Riawati, terkadang merayakan pergantian tahun dengan membakar petasan, kembang api hingga meniup terompet. Masyarakat berkumpul di sejumlah area publik guna merayakan momen pergantian tahun.

Pemprov Kaltim, kata Riawati menilai segala tindakan tersebut sebagai hiburan berlebihan tanpa arti. Bahkan, aktifitasnya bisa membahayakan keselamatan pengguna tanpa pengawasan ahli dibidangnya.

“Khususnya bagi anak anak yang bermain tanpa pengawasan orang tua. Kita semua tahu bawah mercon dan petasan mempergunakan bahan peledak berdaya ledak rendah,” paparnya.

Disamping itu, Riawati mengatakan, suara petasan menghasilkan polusi suara bagi mereka yang kebetulan sedang istirahat. Suara terompet pun dituding mengganggu warga lain yang tidak merayakan momentum pergantian tahun.

“Menimbulkan rasa tidak nyaman bagi istirahat masyarakat. Bagi mereka yang sedang sakit atau masih berusia balita. Belum lagi bau dan sampah yang tersisa,” ujarnya.

Sehubungan itu, Pemprov Kaltim menghimbau masyarakat agar menggantinya dengan keagamaan sesuai keyakinan masing masing. Khususnya umat Islam agar diisi dengan kegiatan sholat magrib, isya berjamaah, yasinan, dzikir dan istiqomah di masjid/mushola.

 “Agar uang dan waktu kita miliki dialokasikan kepada hal hal yang lebih penting dan bermanfaat. Sehingga kondisi tentram dan kondusif tercipta di malam pergantian tahun,” paparnya.

Sementara itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan menilai positif himbauan ini dikaitkan bencana alam melanda tanah air. Seperti diketahui, publik Indonesia masih berduka menyusul bencana tsunami di Banten dan Lampung Selatan akibat erupsi Gunung Anak Krakatau Selat Sunda.

“Kita memang semestinya lebih banyak berdoa mengingat  berbagai musibah di tanah air,” ujar Wali Kota Balikpapan, Rizal Effendi.

Rizal mengatakan, himbauan Pemprov Kaltim sesuai dengan visi misi Balikpapan yang memiliki jargon beriman. Perayaan pergantian tahun, menurutnya, bisa pula diisi dengan berbagai kegiatan positif keagamaan.

Pemkot Balikpapan sendiri tegas melarang perdagangan petasan dan terompet di wilayahnya. Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Balikpapan rutin merazia pedagang yang terus bermunculan jelang malam pergantian tahun.

“Razia selalu dilakukan aparat lapangan,” tegas Rizal.

Satpol PP Balikpapan sudah mengantongi titik lokasi razia penertiban perdagangan petasan dan terompet jelang.

Seperti kebiasannya, mereka gampang ditemui berjualan sepanjang jalan protokol Balikpapan.

“Sore ini mulai dilaksanakan razia pedagang petasan dan terompet,” tutur Kepala Seksi Operasi Satpol PP Balikpapan, Siswanto.

Permasalahannya, Siswanto mengaku hanya bisa menindak pedagang yang berjualan dengan memanfaatkan sarana fasiltas umum masyarakat.  Itu pun hanya pedagang terompet dan mainan anak anak.

Mereka terkena ketentuan Peraturan Daerah (Perda) Tentang Ketertiban.

“Hanya mereka melanggar fasilitas umum bisa ditindak,” ungkapnya.

Soal ini, Polres Balikpapan rutin menggelar razia penertiban pedagang petasan selama bulan Desember. Dalam beberapa kasus, kepolisian menyadari bahaya petasan yang kerap menyebabkan jatuhnya korban jiwa berikut harta benda.

“Pertengahan Desember sudah dilakukan razia di Balikpapan,” ungkap Kepala Polres Balikpapan, Ajun Komisaris Besar Wiwin Fitra.

Polisi sudah melarang perdagangan segala bentuk petasan di Balikpapan. Operasi perdagangan petasan kian diintensifkan jelang pergantian tahun.

“Bukan hanya jelang akhir tahun saja, namun dilaksanakan rutin kepolisian,” ujar Wiwin.

Namun demikian, wartawan mendapati puluhan pedagang kembang api dan terompet yang mulai membuka lapak di Balikpapan. Para pedagang kembang api memilih lokasi pinggiran jalanan Balikpapan.

Sebaliknya, pedagang terompet terang terangan berjualan di trotoar Jalan Sudirman  di depan Balai Kota Balikpapan. Beberapa pedagang menjajakan dagangannya sejak dua hari terakhir.

“Kami berjualan terompet setiap pergantian tahun disini,” ungkap salah seorang pedagang.

Pedagang Balikpapan biasanya mendatangkan barang dagangannya dari produsen yang berasal dari Surabaya Jawa Timur dan sekitarnya. Satu buah terompet biasanya laku seharga Rp 10 ribu hingga Rp 25 ribu.

Sedangkan petasan dan kembang api harganya bisa jauh lebih mahal hingga ratusan ribu rupiah.

Berita Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *