Pada saat pendongkrakan itu terjadi kesalahan teknis yang berakibat titik keseimbangan jembatan bergeser. Akibatnya fatal.“Saat dilewati kendaraan, jembatan itu langsung roboh.” Penyidik masih memeriksa 17 saksi terkait dengan insiden pada Sabtu, 26 November lalu. Mereka adalah operator perawatan jembatan, para pekerja lapangan, masyarakat, dan petugas yang saat itu berada di lokasi.
Saksi kunci dalam kasus ini ditemukan tewas kemarin malam. Korban bernama Makmur, Site Manager PT Bukaka Teknik Utama. Pada saat kejadian, dia bertanggung jawab atas kegiatan perawatan jembatan.
Selain itu, di lokasi kejadian ada sembilan pekerja lain yang sedang bekerja. Sampai kemarin, lima orang belum ditemukan. Sementara itu, dari empat orang yang selamat, dua orang mengalami luka-luka.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Bukaka Teknik Utama Irsal Kamarudin menyatakan kepada Tempo, saat jembatan ambruk, anak buahnya belum bekerja karena masih mempersiapkan peralatan.
Anggota tim ahli pemeriksa jembatan, Prio Suprobo, kemarin menyatakan menemukan ada dua dari 96 titik kabel yang sudah “digarap” para pekerja.
“Ketidakseimbangan sebagian angkur ini yang membuat clamp (pengait) penjepit hancur dan jembatan roboh,”ujar guru besar teknik sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
Juru bicara Kepolisian RI, Inspektur Jenderal Saud Usman Nasution, membantah kabar petugas sudah menetapkan tersangka. “Kami (lebih) berfokus pada pencarian korban,” ujarnya kemarin.
Polisi, kata Saud, masih mengumpulkan informasi untuk mengetahui kemungkinan penyebab runtuhnya jembatan.
“Apakah karena kelalaian petugas yang melakukan perawatan atau karena pembangunan jembatan yang tidak memenuhi standar.” Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari menyatakan jembatan yang ambruk sudah diasuransikan dengan pertanggungan
Rp 110 miliar. Namun klaim terancam tak bisa dicairkan jika runtuhnya jembatan ini karena kesalahan manusia. “Nama perusahaan asuransinya saya lupa,“ ucapnya.
“Penggantian asuransi kalau sudah ada hasil dari tim.“
Rita menyatakan sudah menyediakan dana Rp 100 miliar untuk membangun dua jembatan baru. Jembatan pertama berjarak sekitar 12 kilometer dari jembatan lama.
“Kami berharap bantuan pemerintah pusat. Karena, dalam perencanaan, pembangunan jembatan butuh Rp 350 miliar.“Adapun jembatan kedua terletak di Pulau Kumala, yang berada 1 kilometer di belakang jembatan Kutai.
Menurut Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, kekurangan biaya pembangunan jembatan baru akan ditanggung pemerintah pusat dan provinsi.
Desain jembatan, kata dia, ada kemungkinan masih menggunakan jembatan gantung. Tempo