Persiba Balikpapan meminta perusahaan minyak gas setempat turut membantu krisis financial tim saat ikut kompetisi Indonesia Super League (ISL). Ada sejumlah perusahaan migas yang berkantor pusat di Balikpapan seperti Total E&P Indonesie, Chevron dan PT. Pertamina.
“Harapan kita seperti itu, ada konktribusi perusahaan migas di Balikpapan bagi Persiba,” kata Manager Public Relation PT. Persiba Beriman Jerry, Selasa (9/4).
Menurut Jerry, Persiba membutuhkan dukungan dan support langsung dari perusahaan migas, dalam bentuk sponsorship. “Kita tidak minta banyak-banyak, misanya sponsorship untuk kebutuhan kita saat away, baik kebutuhan tiket maupun hotel,” ucapnya.
Bahkan tidak menutup kemungkinan, perusahaan migas itu, ikut membantu menjadi sponsor untuk kontrak pemain. “Dari kontribusi itu kemudian nanti berkembang satu atau dua pemain, langsung di manage langsung oleh mereka, kayak Total, Chevron dan Pertamina,” ucapnya.
Ketua Umum Persiba Syahril H Taher, pun sependapat, bahwa selama ini pecinta sepakbola Balikpapan, berharap perusahaan migas ikut berkontribusi. “Kita ada take and give, ada saling membantu seperti Total. Begitu juga Chevron,” ujar Syahril.
Pihaknya kata Syahril, selalu mewanti-wanti, jika akhirnya masyarakat dan pecinta bola Balikpapan mendatangi perusahaan migas, karena tidak memberikan kontribusi bagi Persiba. “Saya takut sekali kalau orang akan menyeluruk ke Total maupun Chevron, benar , saya tidak bicara provokasi,” sebutnya.
Selama ini kata dia, kebutuhan Persiba selalu ditanganinya sendiri. Tidak tanggung-tanggung hampir 90 persen kata Syahril, untuk kebutuhan Perisba termasuk kontrak pemain, keluar dari kantong pribadi. “Selama ini orang menganggap persiba paling kaya, padahal saya punya uang 90 persen, silahkan tanya,” ungkapnya.
Menanggapi itu, Head of East Kalimantan Communication Department Total E&P Indonenesie Handri Ramadhani menyatakan, pihaknya sejauh ini masih melakukan penjajakan terlebih dahulu, khususnya mengetahui kebutuhan Persiba. Karena kata dia, ada aturan-aturan yang harus ditaati, termasuk melakukan korrdinasi dengan SKK Migas.
“Kita mau konsen dulu penjajakkan dulu, artinya kita mau tahu dulu kebutuhannya, dengan pertemuan ini informasinya kita pahami, bahwa dari Persiba kebutuhannya seperti apa, kemudian kami sendiri punya aturan-aturan, regulasi yang harus ditaati,” ujarnya.
Karenanya kata Handri, dirinya belum bisa memutuskan saat ini. Namun lanjutnya, dirinya akan meneruskan hal tersebut, dalam rapat secara internal. Disamping, berkoordinasi dengan SKK migas maupun KKSS.
“Kami bukan dalam posisi menentukan kebijakkan, artinya masih ada managemen diatasnya harus kita tanya. Kita juga ada rapat koordinasi antara SKK Migas dengan KKSS, jadi belum bisa diputuskan sekarang,” ujarnya.