PT Pertamina EP Field Bunyu berencana menambah anggaran corporate social responsibility (CSR) pada 2013 menjadi Rp 2,4 miliar meningkat 9,09% dari anggaran sebelumnya Rp 2,2 miliar.
“Karena kemajuan perusahaan itu perlu menjadi satu kesatuan dengan masyarakat sehingga ada saling keterkaitan,” kata Field Manager Pertamina EP Field Bunyu Suyitno Salindeho, Senin (17/12).
Suyitno mengatakan anggaran CSR selalu bertambah setiap tahun mulai dari sejak 2011 hingga 2012 ini berkisar Rp 1,8 miliar. Dia menyebutkan anggaran CSR tersebut diperuntukkan bagi seluruh sektor yang ada di masyarakat seperti ekonomi, pendidikan, kesehatan dan infrastruktur.
Dia menambahkan kegiatan ekonomi menjadi sektor unggulan karena mampu meningkatkan nilai tambah bagi masyarakat. Melalui pemanfaatan ikan sebagai hasil budidaya tambak, masyarakat bisa menggunakan seluruh bagiannya mulai dari daging, tulang hingga kulit sebagai produk makanan.
Adapun Field Manager Pertamina UBEP Sanga-Sanga dan Tarakan Lapangan Tarakan Rahmad Wibowo mengatakan pihaknya juga berencana menambah anggaran untuk program CSR pada 2013. “Rencananya tahun depan dianggarkan sekitar Rp1,8 miliar dari tahun ini yang mencapai Rp1,74 miliar,” ujarnya.
Dia mengungkapkan beberapa program yang telah dilakukan seperti pengelolaan lingkungan melalui pemilahan sampah dan pemanfaatannya menjadi produk bernilai jual serta program penanaman pohon mangrove pada daerah pesisir. Selain itu, dana CSR juga dialokasikan pada sektor pendidikan dan kesehatan melalui pembangunan rumah pintar dan posyandu.
Dalam kesempatan yang berbeda, Public Affairs and Security Lead PT Medco E&P Indonesia Tarakan & Sembakung Asset Arin Syafarina Mardiah menyebutkan rencana kenaikan alokasi anggaran untuk dana CSR hingga mencapai 40% dari alokasi 2012 khusus untuk Blok Tarakan. Tercatat, Medco Blok Tarakan menganggarkan dana CSR sebesar Rp1,595 miliar pada 2012 atau meningkat 45% dibandingkan anggaran pada 2011 yang mencapai Rp1,093 miliar.
“Dana tersebut dipergunakan untuk pengembangan sektor pendidikan, pertanian, serta infrastruktur dan kesehatan di area sekitar operasi perusahaan,” tuturnya.
Kepala Satuan Kerja Sementara Pengatur Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SK Migas)Wilayah Kalimantan dan Sulawesi (Kalsul) Ngatijan menambahkan para kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) berkomitmen melaksanakan program CSR hingga akhir kontrak masing-masing perusahaan walaupun BP Migas telah dibubarkan. Dia menambahkan kegiatan CSR tersebut penting dilakukan untuk menjembatani hubungan antara perusahaan dan lingkungan sekitar.