Obyek Wisata Penangkaran Rusa

Penangkaran rusa merupakan suatu terobosan yang bersifat melestarikan jenis rusa sambar dari kepunahan dan menyelamatkan plasma nutfah spesifik Kaltim sekaligus sebagai awal domestikasi untuk dapat dibudayakan dan di manfaatkan seperti ternak lainnya. Bahkan di beberapa negara rusa sambar sudah dibudidayakan dan ternakkan secara komersil dalam kurun waktu, kurang lebih 50 tahun. Kondisi itu berbeda dengan di Indonesia, atas inisiatif HM Ardans kemudian rusa sambar bisa kemudian dipertahankan pupulasinya, dari incaran pemburu.

Karena kepedulian gubernur atas populasi rusa sambar itu, kemudian menginstruksikan Dinas Peternakan Kaltim melakukan pengebangbiakan rusa sambar melalui Unit Pelaksana Tekhnis Dinas (UPTD) Balai Pembibitan dan Inseminasi Buatan (BPIB) atau dikenal dengan penangkaran rusa. Penangkaran rusa ini terletak di Desa Api-api Kecamatan Waru Kabupaten Penajam Paser Utara Kaltim atau berjarak 32 kilometer dari pelabuhan feri Penajam. Untuk sampai di penangkaran butuh waktu sekitar 1 jam jika menggunakan kendaraan.

Penangkaran rusa ini awalnya sebagai tempat untuk melakukan pengembangbiakan, perawatan, pemeliharaan kesehatan, penyediaan makanan dan memproduksi ternak bibit. Berdiri diatas lahan 15 hektar penangkaran rusa ini juga untuk meningkatkan populasi rusa sambar dan mutu genetic. “Selain itu sebagai tempat pelatihan atau magang dalam upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petugas atau petani peternak dibidang pembibitan baik ternak atau hijauan makanan ternak (HMT) dan inseminasi buatan,” kata Ngurah Suryawan kepala UPTD BPIB.

Disamping itu penangkaran rusa tersebut merupakan kantong alam yang didalamnya terdapat bahan rekayasa gen dan tempat laboratorium alam bagi peneliti. Penangkaran rusa berada pada pagar dalam yang berbentuk paddock-paddock seluas kurang lebih 10 hektar.

DIKUNJUNGI DUA RIBU WISATAWAN SETIAP HARI LIBUR

Tak disangka awalnya penangkaran rusa tersebut, dimaksud sebagai tempat untuk pengembangbiakan rusa sambar. Namun karena rasa antusias masyarakat yang ingin melihat rusa sambar, kemudian Pemerintah Provinsi Kaltim menjadikan penangkaran rusa ini sebagai obyek wisata andalan Kaltim.

Kabupaten Penajam Paser Utara pun menjadikan penangkaran rusa sebagai aikon daerah, karena merupakan satu-satunya di Indonesia dengan jenis rusa terbesar di dunia, karena keunikan dan kekhasannya itu Bupati dan DPRD Penajam Paser Utara mengodok peraturan daerah tentang penangkaran rusa bertujuan untuk mengangkat obyek wisata tersebut dikenal di mancanegara.  

“Setiap hari libur wisatawan ataupun pengunjung yang datang mencapai 2 ribu orang. Bukan hanya masyarakat Penajam Paser Utara dan Kaltim, dari luar Kaltim seperti Jawa, Sumatera, Bali, Nusa Tenggara, Maluku hingga Papua juga selalu memadati penangkaran rusa ini,” ucap Suryawan.

Sejumlah turis mancanegara seperti dari Amerika, Belanda, Inggris, Jepang, Malaysia, Australia, Rusia, Prancis, Singapura dan beberapa negara lainnya yang datang ke Kaltim pasti mengunjungi penangkaran rusa tersebut. “Bahkan ada beberapa turis maupun yang menyukai satwa langka sengaja datang ke Indonesia untuk melihat rusa sambar. Rata-rata turis asing itu mengaku ingin melihat rusa terbesar di dunia itu dan melihat karakteristik rusa sambar tersebut,” terang Suryawan.

Selain penasaran ingin melihat rusa sambar dari dekat, sebagian pengunjung juga memanfaatkan tempat untuk berfoto. Terkadang ada juga pengunjung yang ingin menyentuh bahkan memeluk satwa itu karena rasa penasaran. Namun tidak bisa karena dilarang. “Jika ada masyarakat yang ingin bertanya-tanya tentang rusa sambar, kami selalu ada petugas yang siap menjelaskan semua tentang penangkaran rusa ini atau pun pengetahuan tentang populasi rusa sambar,” imbuhnya.

Untuk masuk ke penangkaran rusa ini tidak dikenakan biaya alias gratis. Hanya saja karena luas area penangkaran yang mencapai 50 hektar, sehingga masyrakat yang ingin melihat seluruhnya butuh waktu yang lama dan cukup melelahkan. “Kami tertarik melihat penangkaran rusa ini, setelah mendengar dari teman. Cukup menarik karena jenis rusa sambar merupakan salah satu rusa terbesar di dunia dan satwa ini kini mulai punah. Rusa sambar berbeda dengan jenis rusa yang lain,” kata Scot William turis asal Australia, yang tertarik meneliti satwa tersebut.

Keunikan rusa sambar kata William, karena karakternya yang berbeda dengan jenis rusa lainnya. Rusa sambar termasuk golongan ruminansia yang mempunyai tingkah laku yang jelas berada dengan ruminansia lain yaitu memiliki ketajaman pendengaran, penciuman, kecepatan melompat dan berlari cukup tinggi. “Pada umur dewasa berbadan besar, tungkai panjang, hidung gelap dan suara khas melengking nyaring. Umumnya berwarna hitam kecoklat-colatan dan cenderung coklat ke abu-abuan tau kemerah-merahan, warna gelap sepanjang bagian atas,” timpal Mike rekan Scot, yang juga asal Australia.

Bobot rusa sambar dewasa (10-12 bulan), betina 80 – 90 kilogram. Panjang badan berkisar 1,5 meter dan tinggi atau panjang badan 1,4 – 1,6 meter. Diatas usia 1 tahun keatas bisa mencapai 250 kilogram dan panjang badan mencapai 2 meter.

HABITATNYA TERANCAM PUNAH

Sejak didirikan, penangkaran dan budidaya rusa terbagi dalam tiga tahap pengembangan yakni tahapan introduksi tahun 1990 hingga 1995, dengan metode pemeliharaan rusa secara otodidak melalui trial and eeror serta learning by doing. Sema kurun waktum itu dilakukan pengadaan rusa sebanyak 112 ekor, terjadi kelahiran 25 ekor, kematian 101 ekor sehingga populasi akhir tahun 1995 sebanyak 46 ekor, jantan 19 ekor dan betina 27 ekor.

Tahapan pengembangan ditahun 1996 hingga 2000 tidak ada lagi pengadaan rusa dan hanya pengembakbiakan rusa yang ada di penangkaran. Tahapan selanjutnya komersial yakni ditahun 2001 hingga sekarang. Pada tahapan ini tercapai putusan finaltentang usaha budidaya atau sebagai sentra bibit atau peerpaduan antara usaha murni peternakan komersial dan kemitraan. Hingga kini jumlah rusan sambar di penangkaran hanya 217 ekor.

Rusa sambar yang merupakan jenis rusa terbesar di dunia kini populasinya kian terancam. Pasalnya rusa yang hanya ada di Kalimantan dan Sumatera ini tiap tahun semakin punah. Tiap tahun sekitar 5 ribu rusa yang bobotnya mencapai 250 kilogram ini diburu masyarakat. Sedangkan dalam setahun hanya bisa melahirkan satu kali atau memiliki satu anak.

“Di Kaltim kini yang terlihat hanya di Kabupaten Kutai Timur, sedangkan di daerah lain sudah jarang terlihat karena diburu masyarkat,” kata Ali Faisal petugas lapangan Dinas Peternakan Kaltim.

Rusa sambar banyak diburu masyarakat karena mempunyai potensi ekonomi tinggi. Hampir seluruh bagian tubuh rusa sambar bisa di manfaatkan, karena daging rusa mengandung protein yang tinggi, tanduk muda rusa bisa dijadikan bahan baku obat tradisional sedangkan tanduk tua dijadikan bahan industri dan kulit sebagai bahan baku industry penyemakan kulit.

“Rata-rata rusa diburu karena harganya yang lumayan mahal, di perdagangkan secara illegal. Sebenarnya pemerintah sudah melarang masyarakat memburu rusa sambar karena salah satu hewan yang dilindungi sejak tahun 90-an lalu,” ucap pria yang bertugas di UPTD Balai Pembibitan dan Inseminasi Buatan (BPIB) di kecamatan Waru Kabupaten Penajam Paser Utara.

Untuk mengatasi kian punahnya rusa sambar Pemerintah Provinsi Kaltim melalui BPIB melakukan budidaya rusa sambar. Ada sekitar 218 ekor rusa sambar yang berada di penangkaran rusa di Waru Penajam Paser Utara.

“Jika tidak dibudidayakan, rusa sambar kemungkinan akan punah. Padahal rusa sambar merupakan salah satu hewan didunia yang cukup langkah karena hanya ada di Indonesia. Harus ada tindakan tegas bagi pemburu rusa sambar,” terangnya.

Rusa sambar memiliki ketajaman pendengaran, penciuman, kecepatan melompat dan berlari cukup tinggi. Pada umur dewasa berbadan besar, tungkai panjang, hidung gelap dan suara khas melengking nyaring. Umumnya berwarna hitam kecolat-coklatan. Panjang badan rusa 1,5 hingga 2 meter. Rusa sambar bisa mencapai usia 25 tahun. Untuk penanganannya rusa sambar memerlukan kesabaran, tidak boleh melakukan paksaan, karena rusa sambar mudah stress dan mudah terkejut,” tukasnya.

RUSA MEMILIKI KANDUNGAN PROTEIN TINGGI

Rusa sambar merupakan jenis ternak yang memiliki potensi ekonomi tinggi, karena hampir seluruh bagian tubuh bisa dimanfaatkan, antara lain daging sebagai sumber protein, tanduk muda (velvet) sebagai bahan baku obat tradisional, tanduk tua sebagai bahan industry dan kulit sebagai bahan baku industry penyamakan kulit.

Rusa sambar memiliki potensi produksi daging yang tinggi dengan keunggulan menghasilkan karkas sebesar 56-58 persen disbandingkan sapi yang hanya 51-55 persen dan domba hanya 44-50 persen. Daging rusa sambar juga rendah kandungan kolesterolnya dan lemak, selain dari sifat dagingnya yang empuk, rasa yang spesifik (game flavor) dan rendah kalori.

Hal inilah yang dicari konsumen tingkat menengah ke atas. Karena itu komoditi rusa sambar memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan sebagai komoditi unggulan baru di bidang peternakan yang bisa di usahakan kea rah agribisnis dan agro industry. Bahkan sangat di mungkinkan untuk di kembangkan kearah pengembangan agrowisata sebagai salah satu obyek wisata dengan tetap menjaga kelestariannya.

Selain dagingnya mengandung protein yang tinggi, tanduk rusa memiliki khasiat bagi kesehatan manusia. Bahkan Sejak zaman nenek moyang bangsa korea, cina, tanduk muda dipercaya memiliki khasiat tersendiri bagi kesehatan manusia. Keistimewaannya diakui memiliki manfaat bagi tubuh manusia diantaranya meningkatkan potensi organ seksual bagi pria maupun wanita. Beberapa wanita yang memasuki masa monupause di obati dengan cara ini bahkan mendapatkan menstruasi lagi. Meningkatkan kualitas sel spermatozoa, meningkatkan metabolism tubuh, baik dikonsumsi bagi penderita osteoporosis.

Pada rusa sambar tanduk akann lepas pada umur 10-11 bulan setelah tumbuh, selanjutnya akan tumbuh kembali. Dalam satu hari, tanduk mempunyai laju kecepatan pertumbuhan 2 cm. Tanduk muda yang berumur 50-60 hari adalah yang paling baik untuk dipanen. Tanduk muda memiliki unsure nutrisi yang mempunyai efek medis bagi manusia. 

Berita Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *