NewsBalikpapan –
Bencana banjir melanda Kabupaten Mahakam Ulu Kalimantan Timur (Kaltim). Hujan seharian menyebabkan meluapnya Sungai Mahakam menggenangi puluhan rumah warga, Kamis (13/6) lalu.
“Hujan deras seharian membuat sungai meluap memasuki rumah warga,” kata Buyung Maroja, warga setempat saat dihubungi, Senin (17/6/2019).
Buyung mengatakan, air Sungai Mahakam meluap mencapai ketinggian 4 hingga 5 meter serta masuk rumah warga. Banjir di Mahakam Ulu menimpa sejumlah desa masyarakat Suku Dayak diantaranya Long Bagun dan Ujuh Bilang.
“Banjir terjadi sore dan sudah surut esok harinya,” paparnya.
Banjir di kabupaten pemekaran ini, kata Buyung rutin terjadi selama musim penghujan di Provinsi Kaltim. Apalagi area pemukiman berada sepanjang hulu Sungai Mahakam yang memiliki ratusan anak sungai.
Masyarakat Mahakam Ulu pun beradaptasi kondisi alam dengan membangun rumah panggung anti banjir. Rumahnya bergaya adat lamin berbahan dasar kayu ulin yang tahan genangan air bertahun tahun.
“Rumah warga disini modelnya masih tradisional adat lamin semua,” ungkap Buyung.
Karakteristik banjir di Mahakam Ulu, menurut Buyung berbeda faktor penyebabnya dibandingkan kota/kabupaten lain di Kaltim. Banjir disini disebabkan faktor alam, beda halnya dengan kota lain akibat kerusakan lingkungan.
“Beda kondisinya dengan kota lain di Kaltim,” paparnya.
Kaltim memang sedang dilanda banjir terjadi di Samarinda, Bontang dan Kutai Kartanegara (Kukar) sepekan terakhir ini. Tiga kota tergenang air akibat kerusakan lingkungan imbas maraknya tambang batu bara.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Balikpapan menyatakan, bulan Juni menjadi puncak musim penghujan Kaltim. Musim penghujan di Kaltim memang unik dimana terjadi semasa rentang waktu bulan Desember hingga Juni.
“Data kami menunjukan musim penghujan Kaltim selama bulan itu,” kata Kepala Seksi Data BMKG Balikpapan, Wahono.
Setelah bulan Juni ini masyarakat Kaltim memasuki musim kemarau hingga Desember. Selama musim ini terjadi kekeringan sekaligus permasalahan kebakaran hutan.
“Saat banjir di Samarinda puncak curah hujannya mencapai 72,2 milimeter sedangkan Balikpapan 117,2 milimeter,” papar Wahono.