Pertamina Pasok Dapur Umum Korban Banjir

NewsSamarinda –

PT Pertamina (Persero) menjamin gas elpiji dapur umum korban banjir di Samarinda Kalimantan Timur (Kaltim). Genangan air memang belum surut di empat kecamatan Samarinda masuk hari ketujuh ini.

“Kami mendukung pasokan gas elpiji di dapur umum korban banjir,” kata Region Manager Comm & CSR Pertamina Kalimantan, Heppy Wulansari, Jumat (15/6/2019).

Heppy mengatakan, masyarakat Samarinda sangat membutuhkan uluran tangan menghadapi bencana banjir ini. Ia menilai keberadaan dapur umum dirasa penting memenuhi korban banjir Samarinda.

“Pertamina mendukung agar dapur umum beroperasi memenuhi kebutuhan korban banjir Samarinda,” ujarnya.

Selama datangnya bencana ini, Heppy mengungkapkan, pihaknya terus menjalin koordinasi Dinas Sosial Samarinda. Pemerintah daerah meminta Pertamina mendukung dapur umum di Posko Utama Kecamatan Sungai Pinang.

“Kami memberikan bantuan sejak tanggal 10 Juni lalu di dapur umum,” paparnya.

Pertamina menyalurkan 20 tabung elpiji ukuran 12 kilogram ke dua lokasi dapur umum Samarinda. Selama ini tercatat sudah dilakukan pergantian 10 tabung gas di lokasi dapur ini.

“Kami juga membantu menyiapkan bahan makanan untuk dimasak di dapur umum ini,” ungkap Heppy.

Selain komitmen bantuan dapur umum, Heppy memastikan, Pertamina menjamin ketersediaan BBM maupun gas bagi masyarakat Samarinda lainnya. Satuan Tugas Ramadan & Idul Fitri Samarinda pun diminta bersiaga memenuhi kebutuhan masyarakat setempat.

Genangan banjir masih menggangu sepanjang kawasan Samarinda dan sekitarnya. Ibu kota provinsi ini paling terdampak bencana banjir yang terjadi sejak awal lebaran Idul Fitri lalu.

BMKG Balikpapan memprediksi, puncak curah hujan Kaltim terjadi masa 10 hingga 15 Juni ini. Selanjutnya, seluruh kota/kabupaten menghadapi musim kemarau hingga masuk awal bulan Desember nanti.

“Puncak hujannya sudah dilewati selama 5 hari lalu dan selanjutnya musim kemarau,” kata Kepala Seksi Data BMKG Balikpapan, Wahono.

Awal lebaran Idul Fitri lalu, menurut Wahono merupakan puncak musim penghujan, dimana Samarinda menerima 72,2 milimeter sedangkan Balikpapan  117,2 milimeter. Bedanya, bila Samarinda mengalami banjir sebaliknya Balikpapan hanya terjadi genangan di sejumlah sudut jalan.

“Memang saat itu curah hujan di Balikpapan lebih deras dibandingkan Samarinda,” sebutnya.

Tiga kota Kaltim secara mengejutkan mengalami banjir bersamaan. Genangan air sedalam 130 centimeter merendam kota/kabupaten utama seperti Samarinda, Bontang dan sebagian Kutai Kartanegara.

Dalam sejarahnya, warga Samarinda sebenarnya tidak asing dengan banjir. Namun kali ini banjir bisa dikata luar biasa merendam ratusan rumah masyarakat.

Meskipun begitu, banyak warga yang enggan mengungsi ke dataran aman guna menjaga harga benda. Ancaman pencurian dan penjarahan menjadi masalah yang sulit diabaikan.

LSM Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menuding bencana datang imbas kelalaian pemerintah daerah. Mereka disebut obral izin pertambangan hampir di setiap kota/kabupaten Kaltim.

Jatam Kaltim mengingatkan, konsekwensi negatif eksploitasi masif tambang bagi keberlangsungan lingkungan. Mereka mencatat 1.404 izin dan 632 lubang tambang ada di Kaltim.

Kota Samarinda bahkan disebut mengalami kerusakan lingkungan terparah. Jatam menyebutkan, 71 persen wilayahnya berubah jadi tambang.

Pemkot Samarinda meninggalkan warisan 76 izin dan 300 lubang galian tambang.

Ini menjadi alasan, kenapa Jatam mendesak Pemprov Kaltim merumuskan peraturan daerah (Perda) pemulihan pasca tambang. Aturan ini jadi landasan hukum perusahaan melaksanakan reklamasi dan pemulihan lingkungan.

Berita Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *