Politeknik Balikpapan semula berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Balikpapan yang didirikan Wali Kota Balikpapan, yang saat itu masih dijabat Tjutjup Suparna, dan kemudian Imdaad Hamid, pada tahun 2001. Ada empat jurusan di Poltekba, yaitu Teknik Mesin Alat Berat, Teknik Elektronika, Teknik Sipil, dan Tata Boga, Sebagian besar lulusannya diserap dunia industri di Balikpapan.
Pada Mei 2011 silam, Pemerintah Balikpapan menyerahkan aset Sekolah Politeknik senilai Rp 104 miliar pada Kementerian Pendidikan Nasional. Sekolah swasta di bawah Yayasan Pendidikan Balikpapan nantinya menjadi salah satu perguruan tinggi negeri di Kalimantan Timur.
Nuh menyatakan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama dalam peningkatan sumber daya manusia (SDM) di masing-masing daerah. Dia memberikan apresiasi tinggi pada Pemerintah Balikpapan yang telah memperjuangkan berdirinya sekolah tinggi negeri di Kalimantan Timur.
Masyarakat setempat sudah lama memimpikan adanya sekolah tinggi negeri yang mampu menghasilkan tenaga menengah untuk mengisi lowongan pekerjaan di Kalimantan Timur.
Selama ini tenaga kerja Balikpapan kalah bersaing dibandingkan para pendatang lulusan universitas dari Jawa. Pembangunan Poltek Balikpapan, kata Imdaad, murni berasal dari alokasi anggaran daerah serta bantuan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.
Poltek Balikpapan membuka jurusan pendidikan teknik mesin alat berat, teknik elektronika, teknik sipil, dan tata boga. “Sesuai dengan kebutuhan perusahaan yang ada di Balikpapan,” paparnya.
Poltek Balikpapan dibangun di atas lahan seluas 15 hektare yang nilainya diperkirakan sebesar Rp 75 miliar. Selama hampir Sembilan tahun, pemerintah daerah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 30 miliar untuk pembangunan ruang kuliah, laboratorium, aula, hingga praktek mahasiswa.