Layanan maskapai Lion Air ternyata dikeluhkan penumpang di Bandara Sepinggan Balikpapan Kalimantan Timur. Sejumlah pejabat Pemkot Samarinda mengaku ditelantarkan hingga bagasi yang tertinggal di Bandara Ahmad Yani Semarang Jateng, Minggu (1/9) lalu.
“Bagasi ternyata tertinggal di Semarang, tentu penumpang marah,” kata Asisten III Pemkot Samarinda, Ridwan Tassa saat dihubungi, Selasa (2/9).
Ridwan menyebutkan kronologis rombongannya yang berangkat rute Semarang – Balikpapan pukul 17.00 Wib. Namun keberangkatan rombongan ini mengalami penundaan hingga pukul 19.00 Wita.
“Sehingga kami tiba di Bandara Sepinggan pukul 22.30 Wita,” paparnya.
Saat hendak mengambil bagasi, Ridwan mengaku kebingungan saat tidak mendapati barang barangnya di Bandara Sepinggan. Menunggu hingga pukul 23.30 Wita ada informasi bahwa barangnya tertinggal di Semarang.
Pihak Lion Air tidak ada di lokasi untuk membantu permasalahan penumpangnya ini. Sebagian penumpang terpaksa menginap di Balikpapan untuk menyelesaikan permasalahan bagasi mereka.
“Ada juga beberapa yang menginap, terus siapa yang mau menanggung uang penginapan karena bagasi tidak ada,” imbuhnya.
Faisal Faturusy, airport manager Lion Air Group dikonfirmasi membenarkan hal tersebut. “Pesawat memang delay karena ada kendala sejak pagi, sehingga semua penerbangan ikut terkena dampaknya,” terangnya.
Terkait bagasi yang masih tertinggal di Semarang ia katakan karena alasan keselamatan. “Kita memang overload beban. Makanya demi keselamatan terpaksa bagasi ditinggal. Bagasi sudah diantar ke Balikpapan pukul 10 pagi yang selanjutnya bisa diambil di Kantor Cabang Lion Air Balikpapan dan Samarinda,” jelasnya.
Lion Air tidak akan mengganti biaya penginapan dan lain-lain akibat keterlambatan bagasi ini. “Ini tidak terjadi setiap hari. Prinsipnya, ini adalah demi keselamatan. Kita pun tak mengharapkan penumpang sampai kecewa. Kita meminta maaf dan ke depan tentu kita akan lakukan perbaikan-perbaikan,” jelasnya.