Kapal Memuat Gas Meledak di Samarinda

NewsBalikpapan –

Kapal Motor Amelia memuat sembako berikut ratusan tabung gas meledak hingga terbakar di area Dermaga Sungai Mahakam Jalan KH Mas Mansyur Loa Bakung Samarinda Kalimantan Timur (Kaltim), Selasa (5/2/2019) pukul 20.30 Wita. Ledakan gas diduga tersulut kebocoran tabung LPG termuat dalam kapal yang hendak berlayar ke Biduk Biduk Kabupaten Berau.

“Muatan memang mayoritas gas elpiji, sisanya sembako,” kata Kepala Kantor Pencarian & Pertolongan Kelas A Balikpapan, Gusti Anwar Mulyadi, Kamis, (7/2/2019).

Ledakan gas di kapal ini sangat dahsyat sehingga memorak porandakan seisi Dermaga Sungai Mahakam berikut isinya. Bahkan, dua kapal di sisi kiri – kanan KM Amelia turut tenggelam terimbas gelombang ledakan.

“Kondisi kapal  (KM Amelia) sendiri sudah hancur dan tenggelam,” ungkap Gusti.

Dalam kejadian ini, kobaran api menyambar enam anak buah kapal (ABK) yang berada di area dermaga kapal. Awal kejadian dilaporkan 1 orang korban tewas, 3 orang luka parah dan 2 orang lainnya dinyatakan hilang.

Korban tewas adalah Ramadhan (20) yang mengalami patah tulang parah. Tiga orang korban lainnya yang selamat mengalami luka  bakar dan patah tulang; Muchtar (20), Ningsih (20)  dan Alam (40).

Salah seorang diantaranya bahkan mengalami luka bakar 70 persen.

“Para korban selamat masih dalam perawatan sejumlah rumah sakit di Samarinda,” tutur Gusti.

Tim SAR gabungan terus melanjutkan pencarian dua korban hilang ABK atas nama Arman (25) dan Jamaluddin (50).  Selama dua hari ini, Kepala Seksi Operasi & Siaga SAR Balikpapan Octavianto memprioritaskan pencarian dua orang korban hilang ini.

“Prioritas pencarian korban hilang di sekitar lokasi terjadinya bencana,” ungkapnya

Pagi ini, personil SAR Balikpapan dan puluhan relawan Samarinda menelusuri sejumlah titik sungai yang terkenal kederasan arus dalamnya.  Mereka menerjunkan belasan perahu karet memantau  perairan sungai sekitar lokasi bencana.

Terkini, tim SAR melaporkan temuan jasad korban yang sudah teridentifikasi bernama Arman. Korban ini ditemukan tidak jauh dari lokasi ledakan kapal.

“Ada temuan satu korban dalam pencarian pagi hari kedua ini,” ungkap Octavianto yang melanjutkan pencarian korban terakhir.

Sementara ini, para korban selamat menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit AW Sjahranie dan Hermina Samarinda.

Humas Rumah Sakit AW Sjahranie, Arsyia Ardhina memastikan, tim medis menangani seorang korban, Muchtar menderita luka patah kedua kakinya.

“Korban ini sepertinya terpental saat ledakan gas sehingga mengakibatkan patah tulang kaki,” katanya

Medis rumah sakit melakukan operasi penanganan patah tulang. Kondisi korban berangsur angsur pulih masuk proses penyembuhan.

Saat bersamaan, Rumah Sakit AW Sjahranie menggelar otopsi kematian korban Ramadhan. Mereka mengantongi izin dari pihak keluarga almarhum.

“Hari ini dilakukan otopsi pihak medis, kami segera memastikan penyebab utama kematian korban ini. Sebelumnya korban ditangani rumah sakit lainnya. Karena peralatan kurang sehingga dilakukan rujukan kesini,” ungkap Arsyia.

Sementara itu, PT Pertamina Kalimantan memastikan KM Amelia bukanlah jasa distribusi resmi perusahaan migas plat merah ini. Pengiriman gas ini diupayakan mandiri pihak swasta.

“Bukan proses pengiriman resmi dari Pertamina. Kemungkinan pihak swasta yang mengupayakan sendiri proses distribusi ke konsumen Berau,” kata Sales Executive LPG PT Pertamina MOR VI Balikpapan, Ahmad Ubaidillah Maksum.

Ubaidillah mengatakan, Pertamina menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam proses distribusi gas ke wilayah Berau dan sekitarnya. Perusahaan distribusi mitra Pertamina memiliki standar operasi tersendiri dalam pengiriman produk produk migas.

“Kami punya standar tersendiri dalam pengiriman tabung gas guna memastikan keselamatan dan keamannya,” ujarnya.

Meskipun begitu, Ubaidillah hendak memastikan adanya pihak terkait dalam proses pengadaan tabung gas di dermaga Samarinda. Menurutnya, kejadiannya menjadi pembelajaran bersama dalam peningkatan keselamatan dan keamanan distribusi gas.

“Nanti akan kami cek kembali, pangkalan atau pihak mana dalam pengadaan tabung gas ini,” tegasnya.

Pertamina Balikpapan mendata muatan kapal sebanyak 300 tabung gas (3 kg), 75 tabung (12 kg) dan 20 tabung (5,5 kg). Ratusan tabung ini diduga berasal pengecer wilayah Samarinda.

“Kami masih menunggu kepastian data di lapangan,” kata Region Manager Communication & CSR Pertamina Kalimantan, Yudi Nugraha.

Meskipun begitu, Pertamina komitmen menindak penyalur resmi yang terbukti menyalahi prosedur distribusi pemanfaatan gas ukuran 3 kilogram. Tabung gas 3 kilogram memang masih katagori subsidi pemerintah.

“Kami juga bertindak tegas dan berikan sanksi apabila terbukti ada keterlibatan agen dan pangkalan dalam menyuplai ratusan LPG ini,” tegas Yudi.

Dalam kesempatan ini, Yudi pun memastikan distribusi gas subsidi masih aman bagi konsumen Samarinda.  Realisasi gas Samarinda sebanyak 740 ribu tabung per bulan sedangkan Biduk Biduk 2.800 tabung per bulan. ABELDA GUNAWAN

Berita Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *