Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia memproyeksikan realisasi investasi nasional mencapai Rp 450 triliun pada akhir 2014 mendatang. Investasi nasional bergerak dalam berbagai sektor yang terutama terjadi pada industri pengolahan kimia dan otomotif logam.
“Target kami memang cukup besar pada tahun 2014 ini,” kata Direktur Jenderal BKPM, Rizar Indomo Nazaroedin di Balikpapan, Selasa (15/4).
Proyeksi investasi 2014 ini, kata Rizar meningkat dibandingkan realisasi investasi sebelumnya pada 2013 lalu sebesar Rp 398 triliun. Penanamam modal asing (PMA) maupun penanaman modal dalam negeri (PMDN), menurutnya sangat optimis dalam menangkap pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini.
BKPM sendiri, menurut Rizar selalu memonitor secara langsung proses pengurusan perizinan investasi sudah diterbitkan instansinya. Dia memastikan penerbitan perizinan mampu membuahkan hasil investasi di berbagai sektor usaha di Indonesia.
“Kami monitor langsung setiap tiga bulan agar penerbitan izin menjadi realisasi investasi usaha,” tegasnya.
Sektor birokrasi perizinan saat ini mendapatkan perhatian penuh dalam pembenahannya. Rizar menegaskan birokrasi perizinan sejumlah sektor industri memang harus memperoleh legetimasi berjenjang dari pemerintah pusat hingga daerah.
“Contohnya izin tambang tentunya butuh proses yang panjang. Tidak bisa dibandingkan dengan Singapura yang hanya mengurus perizinan yang pengurusan gedung saja,” tuturnya.
Rizar menambahkan prosesi pesta demokrasi Indonesia saat ini tidak mempengaruhi kepastian investasi dalam negeri. Para pelaku pasar ekonomi tetap berprilaku agresif dalam membaca berbagai potensi industri dalam negeri.
“Tidak ada pengaruhnya pemilu ini, karena investasi dilakukan dalam proyeksi 20 tahun kedepan. Pergantian presiden juga dianggap tidak berpengaruh pada perubahan drastis perekonomian Indonesia,” ujarnya.
Provinsi Jawa Barat saat ini menempati peringkat pertama investasi di Indonesia. Adapun Kalimantan Timur menempati peringkat kedua dengan perolehan realisasi investasi sebesar Rp 15,8 triliun (PMDN) dan 1,3 miliar US dolar (PMA).