Sejak peristiwa itu, BNPB meminta BPPT melakukan audit teknologi. Sementara jembatan itu, sedang dalam perbaikan kaena terjadi penurunan kekuatan konstruksi akibat tabrakan pontoon dan beban kendaraan yang melintas. “ Perbaikan dilakukan dengan mengencangkan dan mengendurkan baut” kata Juru Bicara BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulisnya, Sabtu 26 November 2011, .
Saat perbaikan, kata Sutopo, jembatan yang menjadi jalur alternatif utama lalu lintas Tenggarong Seberang-Tenggarong Kota ini tidak ditutup. Jembatan yang diresmikan mantan Presiden Soeharto pada tahun 1987 ini, runtuh dalam waktu 30 detik setelah tali-tali penyangga jembatan gantung ini satu per satu putus.
Syakrani, 24 tahun, korban selamat ambruknya jembatan itu menuturkan, sebelum runtuh, puluhan kendaraan antre untuk jalur kiri dengan tujuan Samarinda. Jalur kanan digunakan melintas menuju Tenggarong. “Kan macet saya keluar mobil untuk melihat penyebab macet, katanya ada perbaikan baut dibawah jembatan,” kata Syakrani.
Kala itu ia membawa galon isi ulang. Didalam mobil ia ditemani seorang kernet bernama Taufik. Saat ia akan memasuki mobil, tiba-tiba jembatan miring kekiri. Hanya dalam hitungan detik, jembatan langasung ambruk ke Sungai Mahakam. “Saya sempat tercebur, tapi langsung naik ke permukaan. Teman saya Taufik belum ada kabar,” katanya.
Syakrani memperkirakan jumlah manusia diatas jembatan itu mencapai ratusan. Pukul 16.30 WITA merupakan jalur padat di jembatan sepanjang 900 meter itu.
Hingga saat ini dilaporkan ada empat orang yang meninggal, lima orang luka berat, dan enam orang petugas perbaikan tercebur dan menghilang. Kerugian material yang terjadi selain rusaknya Jembatan adalah tenggelamnya empat unit mobil dalam peristiwa ini.
Seluruh jenazah dibawa ke Rumah Sakit Pari Kesit, Tenggarong untuk dilakukan otopsi, sedangkan korban luka mendapatkan perawatan.