Peserta konvensi Partai Demokrat, Dino Pati Djalal tidak mampu menyembunyikan kekagumannya terhadap Wibisono, salah seorang pedagang kaki lima (PKL) di Balikpapan Kalimantan Timur, Jumat (21/2). Bekas duta besar tidak menyangka pendapatan PKL ini jauh melampui upah minimum buruh ditetapkan pemerintah.
“Wow, tinggi sekali dan melampaui gaji karyawan lainnya,” katanya.
Dino memang sedang membagikan buku rangkuman pidatonya menyusul pencalonannya sebagai salah satu calon presiden konvensi Demokrat. Wibisono yang kebetulan ada dilokasi tersebut langsung sigap meminta buku tersebut sekaligus tanda tangan Dino.
“Bapak ini yang juru bicara presiden itu ya, saya minta bukunya donk,” papar pedagang asli Surabaya yang berdagang salome.
Sontak pengetahuan umum Wibisono ini membuat Dino terperangah sehingga terjadi interaksi diantara keduanya. Dino makin kagum saat mengetahui penghasilan bersih Wibisono mencapai Rp 300 ribu per hari atau Rp 9 juta per bulan. Modalnya juga minim yakni hanya Rp 400 ribu setiap kali berangkat untuk berjualan.
“Diatas gaji teman teman wartawan ini,” tuturnya sambil tersenyum.
Dino mengatakan buku tersebut merupakan buah pemikirannya atas konsep nasionalisme unggul bukan hanya slogan. Semangat nasionalisme, menurutnya harus dilaksanakan secara bijak serta dipergunakan sepenuhnya untuk kepentingan bangsa negara.
“Bukan lantas diartikan akan ada nasionalisasi atas seluruh investasi di negara ini. Itu akan membuat investor kabur dan negara buntung. Argentina contohnya,” ujarnya.
Dino sengaja menawarkan konsep nasionalismenya door to door langsung pada masyarakat Balikpapan. Buku berjudul ‘Nasionalisme Unggul Bukan Hanya Slogan’ merupakan jati dirinya kala terpilih memimpin bangsa ini.
“Saya memang tidak punya basis massa dalam pilpres nanti. Sengaja saya memperkenalkan diri lewat buku berisi buah pemikiran saya,” ujarnya.
Wibisono mengatakan sosok Dino Pati Djalal merupakan salah satu tokoh yang jadi idolanya selama ini. Dia cukup mengenal Dino Pati Djalal yang kerap wara wiri di layar televisi sebagai juru bicara presiden.
“Sering lihat di televisi sehingga langsung kenal saat lewat tadi,” ungkapnya.
Pria ini cukup puas bisa memperoleh buku Dino Pati Djalal sekaligus bubuhan tanda tangan asli. Wibisono juga sempat mengabadikan momentum pertemuan ini lewat camera ponsel miliknya.