NewsBalikpapan –
Subsektor kuliner menempati posisi pertama pada kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) ekonomi kreatif melalui penyelenggaraan Food Startup Indonesia.
Tercatat oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), jumlah pelaku usaha kuliner di Indonesia sebanyak 5,6 juta dan 70 persen subsektor kuliner telah berkontribusi pada PDB dari 16 subsektor.
Sehingga Bekraf menyelenggarakan Food Startup Indonesia di Balikpapan sebagai platform untuk mempertemukan pengusaha rintisan (startup) subsektor kuliner dengan ekosistemnya untuk meningkatkan kontribusi terhadap PDB nasional.
“Kami ingin mempertemukan pengusaha kuliner, perbankan maupun nonbank yang bisa mengakses permodalan. Kegiatan tahun ini merupakan yang keempat sejak 2016 lalu,” kata Kasubdit Dana Masyarakat, Direktorat Akses Non Perbankan Bekraf, Hanifah Makarim, Rabu (20/3/2019).
Pasalnya, industri kuliner di Balikpapan dan secara umum di Kalimantan masih kalah bersaing dan lebih didominasi pelaku usaha kreatif dari Jawa seperti Surabaya, Yogyakarta, Jakarta dan Bandung. “Kami pilih Balikpapan agar terus mendorong sub sektor kuliner di Kalimantan,” ucapnya.
Kalah bersaing itu juga disebabkan pelaku usaha kuliner di Jawa lebih cepat berinovasi, misalnya dengan menampilkan berbagai menu baru atau mengikuti tren kekinian. Dan menurutnya, semua itu bisa dipelajari melalui internet.
“Pelaku kuliner di Jawa seperti itu. Bahkan di Bandung, setiap hari pasti ada menu atau jenis kuliner baru. Mereka lebih berani, lebih mau berinovasi. Apalagi kan sekarang ada internet, tinggal dicari dan dipelajari,” imbuhnya.