Ancaman Demo, Bandara Balikpapan Longgarkan Aturan

NewsBalikpapan –
Perseteruan angkutan plat hitam versus transportasi resmi Bandara Sepinggan Balikpapan Kalimantan Timur persis api dalam sekam. Siap meledak.
Dua layanan transportasi darat di Balikpapan ini memperebutkan populasi penumpang bandara setempat yang kini jumlahnya sudah mencapai 7,2 juta jiwa per tahunnya.
“Empat bulan terakhir ini, kami ditekan aparat keamanan Bandara Sepinggan,” keluh Ucok, seorang sopir angkutan plat hitam yang kerap mangkal di kawasan bandara, Rabu (14/8).
Ucok mengatakan, provokasi intens dilakukan personil TNI AU yang ditugaskan pengamanan Bandara Sepinggan. Bentuk aksinya beraneka macam ; intograsi sopir, perusakan ban mobil, penurunan paksa penumpang hingga penyitaan kendaraan.
“Sempat pula beberapa mobil rekan kami disita selama sepekan dan baru dikembalikan,” ungkapnya.
“Kami tidak bisa melawan,” imbuhnya.
Sebenarnya, angkutan plat hitam coba mengalah dengan hanya melayani penumpang yang sudah rutin menjadi langganannya.
Mereka enggan bersaing melawan angkutan resmi Bandara Sepinggan yang beberapa diantaranya jalin kerjasama dengan Koperasi Pangkalan TNI AU Balikpapan.

“Calon penumpang yang menghubungi agen travel dan selanjutnya diteruskan ke kami. Itupun tidak boleh, kami terus dikejar dan dirazia,” paparnya.
Imbas aturan sepihak bandara ini, pendapatan mayoritas sopir angkutan plat hitam turun drastis menjadi Rp 2 juta sebelumnya Rp 4 juta per bulan. Mereka terancam gagal bayar kredit pelunasan cicilan mobilnya berkisar Rp 5 juta hingga Rp 6 juta per bulan.

“Banyak diantara mobil teman teman yang akhirnya ditarik pihak leasing akibat gagal bayar,” keluhnya.

Setali tiga uang, nasib sial dialami moda transportasi berbasis aplikasi daring di bandara Balikpapan. Ceritanya beda beda tipis, tapi pangkalnya tetap soal kisruh perebutan penumpang gemuk bandara.
“Kami juga sama saja dikejar kejar aparat keamanan bandara. Mereka sempat menawarkan pemungutan biaya ngetem sebesar Rp 600 ribu per bulan, namun kami tolak,” tutur Ketua Grab Balikpapan, M Samsi Arifin.
Akibat itu pula sejumlah sopir jejaring aplikasi menuai lacur. Oknum aparat ugal ugalan memukuli sopir mobil daring yang sedang mengantar penumpang di Bandara Sepinggan.
Informasi terbaru ini, aparat memasang alat pengganggu signal agar aplikasi daring gagal bekerja maksimal selama dioperasikan di seputaran bandara.
“Penumpang harus berjalan jauh keluar bandara agar bisa mengakses aplikasi kami,” kata Samsi.
Nasib Samsi berikut rekannya lebih beruntung dibandingkan para sopir angkutan plat hitam. Transportasi berbasis teknologi gadget ini tidak tergantung sepenuhnya arus penumpang di Bandara Sepinggan.
“Kami masih bisa mencari penumpang lain di Balikpapan. Tidak tergantung hanya di bandara,” ujarnya.
Meski begitu sebagai bentuk solidaritas, Samsi mendukung aksi demo angkutan plat hitam menentag arogansi petugas keamanan Bandara Sepinggan. Dua layanan jasa transportasi ini sepakat menurunkan 1.200 unit mobil berkonvoi menyusuri jalanan Balikpapan.
“Mereka ada 500 unit mobil sedangkan kami punya 700 unit mobil anggota. Kami akan turun ke jalan,” tegasnya.
Keduanya sepakat menyuarakan kecaman atas arogansi militer di Bandara Sepinggan. Poin utama tuntutan mereka adalah, agar pengelola bandara menciptakan ruang usaha yang adil bagi seluruh penyedia jasa transportasi di Balikpapan.
“Aksi dilakukan sepanjang jalan protokol balikpapan, dimulai dari Lapangan Merdeka sampai Bandara Sepinggan,” ungkap Ucok.

Walaupun memang, aksi konvoi ribuan mobil ini batal menyusul adanya kesepakatan dengan Bandara Sepinggan.

Sehubungan timbulnya masalah ini, Manager Utama PT Angkasa Pura I Balikpapan, Farid Indra Nugraha berdalih sedang menjalankan tugas menciptakan layanan prima bagi penumpang.

Beberapa bulan terakhir ini, otoritas bandara memang tengah menertibkan angkutan liar yang sudah meresahkan penumpang pesawat.

“Penertiban angkutan liar yang terjaring rahasia jumlahnya cukup banyak dan telah diberikan peringatan. Sedang dicarikan jalan keluar untuk mengakomodir rental car yang belum berizin,” tuturnya.
Meski begitu bersamaan waktunya, Farid mengakui ada keluhan dimana sejumlah mobil pribadi calon penumpang pesawat turut terjaring penertiban. Karena itu, penertiban kendaraan nantinya kembali dilaksanakan aviation security dibekap personil TNI AU Balikpapan.
“Kami menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan pengguna jasa bandara. Tidak akan ada lagi mobil pribadi yang menjemput keluarga akan mendapatkan perlakuan yang tidak mengenakkan,” ujarnya.
Bandara Sepinggan sendiri memiliki moda transportasi darat yang resmi guna memenuhi kebutuhan calon penumpang pesawat. Setidaknya, terdapat 375 armada berbagai jenis kendaraan yang melayani rute dalam maupun luar kota Balikpapan ; Shuttle Bus Kangoro, Taksi Aerocab dan Taksi Primkopau.


Berita Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *