Ada Farhat Abbas di Prostitusi Kilometer 17

Baleho Farhat AbbasBalikpapan –

Pemerintah Kota Balikpapan Kalimantan Timur secara resmi menutup operasi komplek prostitusi di Karang Joang lewat penancapan papan pengumuman keputusan daerah ini. Ada yang unik, papan pengumuman Wali Kota Balikpapan berdampingan langsung dengan baleho calon presiden, Farhat Abbas.

“Foto Farhat Abbas sudah lama dipasang disitu, sekitar awal tahun ini,” kata Dian, salah satu penghuni lokalisasi Karang Joang, Kamis (6/6).

Baleho ukuran 3 x 10 meter ini terpajang tepat di pintu masuk lokalisasi pelacuran terbesar di Kalimantan Timur. Lokasinya bersebelahan dengan portal masuk kawasan pelacuran komplek Karang Joang Balikpapan.

Baleho Farhat Abbas bertuliskan “Majukan Seni dan Budaya. Presiden RI Wajib Sumpah Pocong Untuk tak Korupsi dan tak KKN”. Lewat stelan jas biru dan kemeja putih, Farhat Abbas memposisikan diri sebagai capres dari kalangan muda Indonesia.

Warga komplek Karang Joang rata rata sudah mengenal sosok Farhat Abbas yang kerap wira wiri di pemberitaan infotaiment nasional. Mereka juga tahu, pengacara ini mencalonkan diri sebagai presiden mendatang.

Tokoh di komplek Karang Joang, NG Priono mengaku sengaja memasang baleho Farhat Abbas sebagai wujud dukungannya pada pencalonan suami Nia Daniati. Pria flamboyant ini juga sempat mengunjungi komplek pelacuran Karang Joang beberapa waktu lalu.

“Saya yang mendirikan baleho ini, bahkan Farhat Abbas juga siap memberikan dukungan bantuan hukum pada PSK yang terkena penggusuran ini,” ujarnya.

Penutupan komplek Karang Joang memang sempat berlangsung memanas saat  ratusan massa PSK menghadang aparat gabungan setempat, Rabu (5/6). Aparat memang melaksanakan surat keputusan Wali Kota Balikpapan untuk menutup lokalisasi yang dianggap meresahkan umat beragam setempat.

Setidaknya ada 300 PSK bersama warga di sekitar kawasan prostitusi Karang Joang yang membendung kedatangan aparat gabungan Balikpapan. Mereka kompak berkerumun di portal yang menjadi pintu masuk satu satunya di kawasan prostitusi yang terdapat 311 PSK berasal dari sejumlah kota di Jawa ini.

Sehingga hampir tiga jam aparat gabungan sebanyak 300 personil ini tidak berkutik serta berdiam diri di portal komplek Karang Joang. Selama prose situ, perwakilan Pemkot Balikpapan dan PSK terus melakukan negosiasi agar penutupan lokalisasi ini bisa berlangsung aman.

Asisten I Bidang Pemerintahan Balikpapan, M Arpan akhirnya bisa menyakinkan massa PSK untuk memasang papan pengumuman penutupan di samping portal masuk prostitusi Karang Joang. Aparat saat ini hanya memasang pengumuman yang berisi surat keputusan Wali Kota Balikpapan soal penutupan komplek Karang Joang.

“Kami hanya memasang papan pengumuman ini saja, tolong agar tidak dihambat,” pintanya.

Arpan menjanjikan akan ada perundingan lanjutan seputar penutupan komplek Karang Joang melibatkan pemerintah daerah dan PSK setempat. Sementara ini, Pemkot Balikpapan memang sudah menjanjikan adanya dana tali asih sebesar RP 3,5 juta pada masing masing PSK komplek Karang Joang.

“Warga juga masih bisa beraktifitas seperti biasa, kami hanya ingin menutup aktifitas komplek Karang Joang saja,” ujarnya.

Mayoritas PSK komplek Karang Joang memang menolak opsi pemulangan mereka beserta dana tali asih ditawarkan Pemkot Balikpapan. Para PSK yang rata rata tidak mengantongi kartu tanda penduduk (KTP) Balikpapan ini mengaku tidak punya mata pencarian lain saat sudah pulang ke daerah asal.

“Memangnya mau kerja apa di Jawa ? Saya sudah lama menganggur disana,” kata Aling, seorang PSK asal Banyuwangi.

Hingga kini ratusan PSK ini masih bertahan di komplek Karang Joang Balikpapan. Ratusan personil gabungan TNI/Polri, Satpol Balikpapan, Damkar dan Perhubungan akhirnya memilih membubarkan diri usai memasang papan penutupan komplek pelacuran ini.

Berita Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *