NewsBalikpapan –
Politisi Partai Gerindra yang juga Anggota Komisi V DPR RI Bambang Haryo mengkritisi rencana pemberlakuan biodiesel 30 persen untuk bahan bakar (B30) oleh pemerintah.
“Saya sangat prihatin atas kebijakan pemerintah yang akan memberlakukan BBM B30 dengan dalih substitusi impor yang menurut saya ini tipu muslihat dan tidak mendasar,” ucapnya, Rabu (17/7).
Dia berpendapat, dampak multiplyer effect kenaikan biodiesel di atas 10 persen berakibat fatal terhadap peralatan industri dan transportasi. Seperti merusak mesin, ruang bakar kotor, saringan dan injektor cepat rusak, mesin panas dan lainnya sehingga akan berpengaruh terhadap ekonomi secara keseluruhan.
Dan saat ini, sambung dia, telah diberlakukan BBM B20. “Ini adalah yang pertama di dunia karena semua negara di dunia hanya menggunakan B5, B7 sampai dengan B10, seperti misal Kanada, Malaysia, Argentina, Australia dan lain-lain,” tuturnya memberi pandangan.
Sedangkan subtitusi impor yang dikatakan berpengaruh besar, lanjut dia menerangkan, kenyataannya sangat kecil karena solar bagian kecil dari impor migas. “Hanya 4,6 juta ton per tahun, sedangkan total migas 50,4 juta ton per tahun,” ungkapnya.