Muralisasi Kampung Literasi Klandasan Ilir

NewsBalikpapan –

Minat baca buku pelajar Indonesia masih rendah. Survey internasional menempatkan negeri ini tertinggal dari negara lain semisal Singapura, Estonia, Malaysia dan bahkan Vietnam.

Permasalahan ini dialami sendiri RT 9 Kelurahan Klandasan Ilir Balikpapan Kalimantan Timur (Kaltim). Kreatifitas menjadikan lingkungannya menjadi Taman Baca kurang memperoleh respon positif warga.

Padahal, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menunjuknya menjadi Kampung Literasi di Indonesia.

“Permasalahannya minat baca masyarakat kita memang rendah,” kata Ketua RT 9 Kelurahan Klandasan Ilir Balikpapan Kaltim, Roelyta Aminuddin (52), Selasa (30/4/2019).

Roelyta membangun lokasi Taman Baca masyarakat berbekal donasi 5 ribu buku berbagai jenis. Niatannya positif agar minat baca anak anak lingkungannya bertumbuh.

Namun selama kurun tiga tahun ini, bukan perkara mudah mendongkrak minat baca 250 warga RT 9 Klandasan Ilir. Beberapa orang malah mengeluhkan programnya yang dianggap terlalu formal serta tidak menarik.

“Harus diakui adanya kampung baca ini sulit diterima warga. Mereka menilai programnya terlalu formal bagi warga,” ujarnya.

Sehubungan itu, Roelyta berinisiatif membumikan program lewat sarana kompetisi mural sepanjang 260 meter dinding kampung. Seni mural diharap mengkampanyekan Taman Baca sarana informasi, edukasi dan rekreasi di Balikpapan.

Seni mural dianggap sesuai dengan karakteristik heterogen warga setempat. Masyarakat sukarela menyediakan dinding bangunan menjadi kanfas seni mural budaya Balikpapan.

“Pesertanya para seniman mural profesional dari Kaltim. Ada beberapa peserta dari luar pulau. Pemilik dinding bangunan milik Klenteng Guang De Miao dan masyarakat disini,” ungkapnya.

Pemerintah Kota Balikpapan beranggapan, ada pergeseran pola minat baca pelajar yang cenderung menggemari  media sosial. Generasi milenial aktif mengaktualisasi diri dalam platform sarana teknologi informasi.

“Mereka ini aktifnya ada di medos sehingga harus diarahkan untuk hal hal positif,” kata Wali Kota Balikpapan, Rizal Effendi.

Pemerintah daerah pun berkonsentrasi mengarahkan ketertarikan pelajar di medsos pada hal hal positif. Salah satunya, meminta perpustakaan daerah aktif mengupayakan peningkatan koleksi buku elektronik bermuatan konten lokal.

“Koleksi buku bukunya kolaborasi antara koleksi buku manual dengan buku elektronik,” sebut Rizal.

Rizal optimis, minat baca pelajar Balikpapan meningkat seiring ketersediaan buku elektronik lokal. Kunci utamanya adalah penyediaan sarana buku yang sesuai minat pelajar masa kini.

“Kebetulan pula minat belajar siswa siswi di Balikpapan cukup tinggi,” ungkapnya.

PT Pertamina Refenery Unit V Balikpapan mendukung muralisasi Klandasan Ilir sesuai program corporate social responsibility (CSR) Kampung Literasi. Peresmiaannya bertepatan Hari Pendidikan jatuh tanggal 5 Mei 2019 ini.

“Jika persepsi ini sudah terbentuk maka akan mudah untuk melaksanakan kegiatan berikutnya yaitu Kampung Literasi,” kata Region Manager Communication & CSR Pertamina Kalimantan, Heppy Wulansari.

Kompetisi mural bertujuan mendorong semangat literasi masyarakat Balikpapan. Literasi diharapkan menjadi sesuatu yang menyenangkan dan mengandung unsur edukasi.

Program Kampung Literasi mewujudkan enam pokok dasar; sains, baca tulis, budaya dan kewarganegaraan, numerik, finansial dan digital. Kompetisi diikuti 50 orang senimal mural asal Balikpapan, Samboja, Samarinda hingga  Bontang.

“Total hadiah sebesar Rp 10 juta bagi lukisan terbaik,” ujar Heppy seraya menambahkan konsep wisata pun menjadi pertimbangan disini.

“Mempercantik area Klandasan Ilir sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan,” imbuhnya.

Organisasi dunia, Organisation for Economic Co Operation and Development (OECD) sempat mempublikasi hasil penelitian program for international student assessment (PISA) soal minat baca pelajar dunia. Dalam hal ini, siswa Indonesia menduduki peringkat ke 62 dari 70 negara responden.

Siswa Indonesia bahkan tertinggal dari dua negara ASEAN yakni Singapura peringkat 1 dan Vietnam peringkat 8. Indonesia lebih baik dibandingkan Brazil, Tuniasia, Dominika, Fyrom, Aljazair, Kosovo dan Lebanon.

Penelitian Central Connecticut State University (CCSU) pun menempatkan Indonesia di peringkat 60 dari 61 negara responden. Peringkat negeri ini jauh tertinggal dibandingkan negara maju semisal Finlandia, Norwegia, Islandia, Denmark, Swedia, Swiss, Amerika Serikat hingga Jerman.

Negara tercinta hanya mengungguli Botswana yang berada di rangking terendah literasi survey dunia.

Berita Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *