Jaringan Listrik Sistim Katulistiwa

NewsBalikpapan –

PT PLN (Persero) berencana membangun interkoneksi jaringan listrik di seluruh provinsi Kalimantan. Interkoneksi dinamakan Sistim Katulistiwa ini guna mengatasi keterbatasan daya listrik mengaliri seluruh area di Kalimantan.

“Kami akan interkoneksikan seluruh area listrik di Kalimantan,” kata Manager Umum PT PLN Kalimantan Timur dan Utara, Riza Novianto Gustam, Rabu (4/9).

PLN akan menyambungkan dua sistim utama Kalimantan yakni Sistim Mahakam dan Sistim Barito menjadi jaringan interkoneksi. Sistim Mahakam sendiri meliputi area Kaltim hingga Kaltara, sedangkan Sistim Barito mencakup area Kalsel dan Kalteng.

“Ada empat provinsi nantinya yang akan terkoneksi dari dua sistim interkoneksi listrik. Hanya Kalbar yang punya sistim listrik sendiri mengingat lokasinya jauh dari Kalteng,” ungkapnya.

Saat ini, Riza mengatakan, PLN dalam proses pembangunan infrastruktur listrik Kaltara agar terkoneksi dengan Sistim Mahakam. Interkoneksi lewat pembangunan infrastruktur jaringan listrik menghubungkan dua kota terpisah yaitu Tanjung Redeb Berau (Kaltim) dan Tanjung Selor Bulungan (Kaltara).

Dalam prosesnya, Sistim Mahakam akan punya kapasitas sumber daya listrik sebesar 760 MW penggabungan dua provinsi Kaltim dan Kaltara. Sistim Mahakam berkapasitas daya 560 MW sedangkan Kaltara berkapasitas 200 MW.

“Sehingga sistim listrik Kaltimra akan berkemampuan daya sekitar 760 MW dengan kondisi surplus daya sebesar 200 MW,” tuturnya sambil menambahkan proses interkoneksi dua provinsi tinggal menunggu waktu saja.

“Sudah tinggal sedikit saja jaringan ini akan tersambung,” imbuh Riza.

Saat bersamaan, PLN sedang proses pembebasan lahan kawasan Batu Kajang untuk menghubungkan Provinsi Kaltim dan Kalsel. Area sepanjang 30 kilometer ini untuk pembangunan pembangunan sejumlah tapak tower jaringan listrik dua provinsi.

“Sedang dalam proses negosiasi pembebasan lahan di lokasi ini,” kata Manager Perencanaan PLN Kaltimra, Wisnu Kuntjoro Adi.

Wisnu menyatakan, PLN menamakan jaringan tersambung ini dengan nama Sistim Katulistiwa menjadi peleburan antara Sistim Mahakam dan Sistim Barito. Sistim Katulistiwa berkemampuan daya sebesar 1.560 MW yang berfungsi mengaliri empat provinsi Kalimantan.

“Seperti jaringan sistim Jawa Bali yang terkoneksi seluruh wilayahnya,” sebutnya.

Sistim Katulistiwa punya kemampuan daya surplus listrik hingga 450 MW dari kapasitas beban puncak sebesar 1.000 MW. Surplus daya ini nantinya dipergunakan menjangkau sejumlah area belum teraliri listrik di beberapa kota perbatasan Kalimantan.

“Kalau memang daya listriknya berlebihan bisa dijual ke negara tetangga juga,” tegasnya.

PLN Kaltimra mengumumkan, ratio elektrifikasi sebesar 88,8 persen dimana wilayahnya didominasi kota/kabupaten Kaltara. Pembangunan infrastruktur listrik seiring dengan persiapan Sistim Katulistiwa yang ditargetkan selesai penghujung tahun 2018 mendatang.

Wisnu menyebutkan, pembangunan listrik ini menjadi program Nawacita pemerintah dalam upaya pemerataan energi listrik seluruh wilayah di Indonesia. Kesiapan infrastruktur energi listrik diharapkan memacu pertumbuhan perekonomian kota/kabupaten Kalimantan.

“Prinsipnya kami persiapkan jaringan listrik dahulu di seluruh wilayah dan pertumbuhan ekonomi akan seiring masuk disitu,” ujarnya.

Namun demikian, Wisnu mengakui ada sejumlah permasalahan pembebasan lahan yang menghambat upaya pembangunan infrastruktur interkoneksi jaringan listrik. Dia menyebutkan, ada beberapa pemilik tanah menolak penawaran harga maksimum nilai jual obyek pajak (NJOP).

“Contohnya upaya pembebasan lahan di Batu Kajang yang terganjal pembebasan lahan. Malah ada beberapa area yang tidak jelas siapa kepemilikannya. Ini menjadi tantangan kami untuk menyelesaikannya,” sebutnya.

Berita Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *