Dyah mengatakan Pemerintah Balikpapan turut perduli akan nasib pada korban bencana runtuhnya jembatan emas Tenggarong. Apalagi Balikpapan serta Kutai Kartanegara masih satu tetangga kota yang berjarak tempuh hanya 2 jam transportasi darat.
“Bahkan saat bencananya, saya datang sendiri ke lokasi untuk mendata kebutuhan medis di posko bencana Tenggarong,” paparnya.
Tim unit medis ini, lanjut Dyah sudah berada di tengah tengah lokasi bencana jembatan Tenggarong dalam batas waktu belum ditentukan. Balikpapan juga mempersiapkan tim medis lainnya bila ada permintaan tambahan dari Kabupaten Kutai Kartanegara.
Disamping itu, Dyah mengaku mempersiapkan ruang penyimpanan mayat di rumah sakit Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan. Persiapan dilakukan untuk identifikasi para korban runtuhnya jembatan yang jumlahnya diperkirakan bisa mencapai puluhan jiwa.
“Ini bila kapasitas daya tampung rumah sakit di Tenggarong dan Samarinda sudah tidak mencukupi. Korban bisa dilakukan identifikasi di rumah sakit Balikpapan,” ujarnya.
Jumlah korban yang dipastikan tewas akibat runtuhnya jembatan Kutai Kertanegara terus bertambah. Pagi ini, kembali ditemukan lima mayat dan menambah jumlah total korban tewas menjadi 10 orang.
Praktis, jumlah ini menambah jumlah korban tewas lima orang yang ada sebelumnya dan total jumlahnya menjadi 10 orang. Sedangkan dari kepolisian, terdapat 33 orang dilaporkan hilang pasca insiden tersebut.
Jembatan Kutai Kartanegara yang menghubungkan 2 wilayah Kecamatan Tenggarong Seberang dan Kecamatan Tenggarong, ambruk pada Sabtu (26/11/2011). Bencana runtuhnya jembatan Tenggarong sedang dalam penyelidikan Mabes Polri dan Kementerian Pekerjaan Umum mengingat usia pakainya baru 10 tahun. dns information .