PT Pertamina Lubricant menyatakan ada revisi target penerimaan laba sector industry pelumas menjadi Rp 2 triliun pada tahun 2015 ini. Penurunan laba industry pelumas disebabkan factor melemahnya di seluruh sector industry pertambangan Indonesia.
“Tentu saja kami revisi target penerimaan laba bersih sector lubricant pada tahun ini. Sebelumnya laba kami diatas angka Rp 2 triliun,” kata Direktur Utama PT Pertamina Lubricant, Gigih Wahyu Hari Irianto di Balikpapan, Senin (21/9).
Gigih mengatakan sector industry pertambangan sedang kurang bergairah menyusul merosotnya harga jual batu bara dunia ke titik terendah. Kondisi ini membuat sebanyak 125 perusahaan batu bara harus gulung tikar menutup usaha pertambangan di Kalimantan.
“Perusahaan batu bara yang ada saat ini hanya berusaha bertahan saja, sisanya bangkrut,” ungkapnya.
Sehubungan itu, Gigih membeberkan perusahaan perusahaan tersisa ini terpaksa mengkoreksi laba bersihnya 20 hingga 25 persen dari target semula. Mereka juga mengurangi beban biaya pengeluaran termasuk diantaranya pembelian pelumas untuk perawatan mesinnya.
“Sehingga berdampak pada keuntungan kami yang terkoreksi 15 hingga 20 persen dari tahun sebelumnya,” ujarnya.
Pertamina Lubricant, kata Gigih berkomitmen mendampingi perusahaan pertambangan tersisa agar mampu bertahan hingga membaiknya perekonomian. Pertamina Lubricant terus berupaya agar produknya makin efisien sehingga tidak terlalu membebani keuangan perusahaan perusahaan ini.
“Saat perusahaan pelanggan menurun akan terus kami damping hingga mereka kembali berproduksi,” ujarnya.
Pelumas Pertamina memiliki 65 persen market share konsumsi di perusahaan pertambangan Kalimantan sebanyak 3.500 liter per bulannya. Konsumsi pelumas di Kalimantan jauh meninggalkan total konsumen pelanggan nasional Pertamina Lubricant sebanyak 5 ribu liter per bulannya.
Kebutuhan pelumas Indonesia diperkirakan mencapai hingga 775 Kl per tahunnya dimana sebanyak 550 Kl diantaranya dipenuhi dari hasil produksi Pertamina Lubricant.
“Sisanya dipenuhi competitor lainnya, namun kami yang dominan,” tuturnya.
Pertamina meresmikan pengoperasian Terminal Supplay Point & Distribution di Batakan Balikpapan, Senin (21/9). Terminal ini untuk memaksimalkan distribusi pelumas untuk pasar Kalimantan Timur, Utara dan Selatan.
Terminal Batakan mempunyai kapasitas penampungan pelumas hingga 820 kilo liter. Terminal dilengkapi instalasi pengisian pelumas curah, 8 ribu drum, gudang penyimpanan 21 ribu box, control room, workshop, laboratorium QC dan oil monitoring.
Produk kemasan curah yang dipasok dari TSP Batakan yakni jenis Meditran S, Meditran SX CH-4 dan Meditran SX Plus CI-4, TranslikHD dan Turalik. Meditran SX Plus CI-4 merupakan pelumas mesin diesel industri putaran tinggi yang digunakan alat berat dan pembangkit listrik.
TranslikHD merupakan pelumas powershift transmissions dan hidrolik yang bermutu tinggi yang dirancang khusus untuk kendaraan off-highway tugas berat. Peralatan ini umumnya digunakan pada industry pertambangan, konstruksi, dan pertanian. Pelumas ini banyak digunakan untuk final drives, wet clutches, dan wet-disc brake.
Serta Turalik yaitu pelumas hidrolik yang diformulasikan dari base oil yang memiliki viscosity index yang tiggi dan mengandung performance additive yang lengkap untuk memberikan perlindungan terhadap keausan, mencegah terbentuknya busa, serta perlindungan karat dan korosi.
2 Comments
[…] Pertamina (Persero) menyatakan mulai mengincar perluasan pasar ke negara negara ASEAN menyusul pembelian pabrik pelumas di Thailand. Perusahaan migas plat merah ini akan memasarkan […]
[…] Pertamina sempat mengungkapkan rencana peningkatan kemampuan empat kilang minyak berlokasi di Balikpapan, Cilacap, Dumai dan Balongan dengan nilai investasi US$ 25 miliar atau sekitar Rp 333,8 triliun. Peningkatan kemampuan unit pengolahan ini bertujuan agar semua kilang tersebut mampu mengolah 1,6 juta barrel crude oil per hari untuk memenuhi konsumsi masyarakat. […]