NewsBalikpapan –
Lima provinsi Kalimantan menyambut kepastian penunjukan ibu kota negara. Seluruh provinsi bertekat menyatukan skala prioritas sesuai rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) Kementerian Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
“Provinsi di Kalimantan harus punya skala prioritas program pembangunannya yang di sinerjikan selama kurun waktu mendatang,” kata Menteri Bappenas Bambang Brodjonegoro di Balikpapan Kalimantan Timur (Kaltim), Rabu (21/8/2019).
Sebelum di Balikpapan, Bappenas menggelar agenda RPJMN di tiga pulau besar Indonesia; Jawa – Bali, Sumatra dan Sulawesi. Selanjutnya agenda serupa pun digelar di Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Sorong Papua.
Bambang menyatakan, pertumbuhan ekonomi Kalimantan tertinggal dibandingkan provinsi lain di Indonesia. Mayoritas provinsinya mengandalkan eksploitasi sumber daya alam (SDA) sektor tambang dan perkebunan.
“Sehingga saat harga dunia batu bara dan kelapa sawit jatuh, pertumbuhan ekonomi Kalimantan pun ikut terpuruk,” paparnya.
Pemerintah mencatat pertumbuhan ekonomi Kalimantan dibawah nasional sebesar 6 % selama 3 tahun ini. Hanya Kaltim mampu menjaga pertumbuhannya seperti nasional.
Sehubungan itu, Bambang menilai pemerintah daerah Kalimantan harus berani melepaskan ketergantungan komoditas industri bahan mentah. Mereka mendorong pembangunan berbasis hilirisasi SDA.
“Hilirisasi sektor industri Kalimantan harus dilaksanakan, tidak boleh tergantung dengan SDA yang bisa habis. Kalimantan harus mampu menjual iklim investasinya,” ujarnya.
Agenda RPJMN ini pun terkait erat masalah Kalimantan. Tujuan utama memformulakan program prioritas; Kaltim, Kalimantan Selatan (Kalsel), Kalimantan Tengah (Kalteng), Kalimantan Barat (Kalbar) dan Kalimantan Utara (Kaltara).
“Kerjasama regional Kalimantan diharapkan mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi lima tahun kedepan,” ujar Bambang.
“Seperti contohnya pembangunan jalur trans Kalimantan atau pembangkit listrik tegangan tinggi. Pembangunan memberikan dampak positif daerah lain. Kita lupakan ego sektoral antar daerah,” imbuhnya.
Integrasi pembangunan Kalimantan positif menunjang agenda pemindahan ibu kota. Pemerintah lebih mudah mewujudkan mimpi membangun pusat pemerintahan modern dan representasi.
“Ibu kota baru nantinya akan menjadi standar pembangunan kota kota lain di Indonesia,” papar Bambang.