NewsBalikpapan – Dalam menghadapi pandemik COVID-19 yang sampai sekarang masih terjadi penyebaran di seluruh tanah air, termasuk Kalimantan Timur (Kaltim) tentu diperlukan dukungan dan kontribusi nyata untuk menanggulanginya, termasuk tenaga kesehatan (nakes) sebagai garda terdepan.
“Tenaga kesehatan, baik itu dokter, perawat dan lainnya, tanpa mengurangi rasa hormat kepada yang lain, adalah pahlawan bagi bangsa Indonesia,” kata Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi dalam suatu acara belum lama ini.
Menurut Hadi Mulyadi, tenaga kesehatan menjadi pahlawan sesungguhnya, saat Indonesia dan dunia tengah dilanda virus Corona. Karena, peran tenaga kesehatan bukan sekadar mengobati dan menyembuhkan pasien yang terinfeksi COVID-19.
“Tetapi mereka juga berperan besar dalam pencegahan penularan penyakit, lewat metode preventif dan promotif,” tandasnya.
Ditambahkan, kalau dulu para pejuang yang melawan penjajah, masih bisa kelihatan musuh, tapi sekarang tentu sangat berat dan sulit, karena virus corona tidak kelihatan wujudnya. Sehingga perlu ekstra hati-hati dalam penanggulangannya, bahkan ratusan tenaga kesehatan menjadi korbannya.
“Mari kita bantu tenaga kesehatan dengan selalu menerapkan protokol kesehatan, sehingga kita bisa saling mendukung menekan penularannya, dan berharap intervensi penanganan COVID-19 benar-benar dilakukan oleh setiap elemen pemerintah hingga masyarakat,” ujar Hadi.
Kota Balikpapan melaporkan ada empat dokter yang meninggal akibat terpapar COVID-19 bertugas di RS Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan. Begitu pun dengan tenaga kesehatan yang terpapar jumlahnya mencapai 25 hingga 50 orang yang rata-rata menjalani isolasi mandiri.
Terbaru adalah meninggalnya dokter Syukriati yang sempat dirawat di Rumah Sakit Kanujoso Djatiwibowo (RSKD) Balikpapan mengembuskan napas terakhir, Kamis (4/8/2021).
Berdasarkan rilis Satgas Penanganan Covid-19 Kaltim terkonfirmasi positif ada penambahan 921 kasus, sehingga berjumlah 144.455 kasus.