Lingkaran Survey Indonesia (LSI) menyatakan golput pemilihan gubernur Kalimantan Timur mencapai 46 persen atau naik 3 persen dibandingkan pilgub lima tahun lalu. Angka golput ini tercermin dalam hitung cepat LSI saat proses penghitungan suara hasil pemilihan suara pilgub Kaltim.
“Angka Golputnya itu di 45 persen hampir di 46 persen, lebih tinggi dibandingkan pilgub lima tahun lalu,” kata Direktur Citra Publik Indonesia – Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Network, Hanggoro Doso Pamungkas saat dihubungi, Selasa (10/9).
Hanggoro mengatakan adanya peningkatan sikap apatisme masyarakat pada proses pilgub kali ini. Menurutnya masyarakat Kaltim cenderung tidak perduli siapapun yang terpilih pada proses pilgub Kaltim.
“Public enggan datang ke TPS karena merasa in bukan bagiannya, ini bukan kepentingannya, mereka menganggap ini merupakan kepentingan elite, public tidak optimesme untuk memilih di daerah,” ujarnya.
Pihak penyelenggara pemilu, kata Hanggoro kurang sukses memberikan pendidikan politik masyarakat soal arti penting pilgub. Mereka hanya sekedar melaksanakan berbagai tahapan penyelenggaraan pilgub pada masyarakat.
“Disadarkan bahwa masyarakatlah penentu, pembangunan daerah ini. Saya rasa ini yang harus ditekankan penyelenggara pemilu bahwa keterlibatan masyarakat itu penting dalam pikada,” ujarnya.
Hanggoro mengatakan tren peningkatan angka golput terjadi di seluruh pemilihan kepala daerah Indonesia. Ini menjadi tugas bagi Komisi Pemilihan Umum dalam memberikan pendidikan politik bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Hitung cepat Citra Publik Indonesia-Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Network, menempatkan pasangan nomor urut 1 Awang Faroek Ishak – Mukmin Faisyal unggul atas pasangan lainnya.
Pasangan Awang – Mukin mendapat persentase perolehan suara 42,49 persen. Kemudian disusul pasangan Imdaad Hamid – Ipong Muchlissoni, meraih 36,73 persen. Lalu pasangan Farid Wadjdy-Sofyan Alex dengan presentase suara 20,78 persen.
Hitung cepat dilakukan di 295 TPS yang diambil dengan metode sxecara acak dan, disesuaikan dengan kepadatan penduduk. Eror margin hitung cepat hanya 1 persen.