NewsBalikpapan –
Sembari duduk di kursi roda – Awang Faroek Ishak panjang lebar berpidato peresmian Kawasan Industri Maritime Buluminung Penajam Paser Utara (PPU) Kalimantan Timur (Kaltim), November 2015 silam.
Gubernur Kaltim era 2008 – 2018 ini promosi proyek; rel kereta api, pelabuhan batu bara dan technopark Benoa Taka, National Maritime Science & Technology Park, sains teknologi nuklir, pabrik PKT 5, barrage DAM Telake dan PLTU.
Selain pabrik PKT 5 di Bontang, seluruh proyek terintegrasi di Buluminung. Pusat industri baru di Penajam yang diharap mendongkrak pertumbuhan ekonomi Kaltim.
Akhir pidatonya, Awang menutup dengan kalimat mengejutkan. Ia terang terangan mendeklarasikan Kaltim di bursa pemilihan ibu kota baru.
“Lokasi disini (Buluminung) cocok juga menjadi ibu kota negara pak presiden,” katanya saat itu disambut tepuk tangan seluruh hadirin.
Salah seorang diantaranya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang duduk di barisan depan. Bekas wali kota Solo ini memang sedang mencari pengganti Jakarta.
Jakarta dianggap gagal menanggung beban pusat pemerintahan sekaligus ekonomi Indonesia.
Kebetulan pula, Jokowi datang meresmikan groundbreaking proyek penting Kaltim.
Provinsi Kaltim memiliki wilayah 129 ribu kilometer persegi. Tapi, kepadatan populasi penduduknya hanya 7 juta jiwa di 10 kota/kabupaten.
“Wilayah Kaltim masih luas prosentase kepadatan penduduknya dibandingkan Jawa,” papar Awang.
Selain itu, Awang memaparkan kredit poin tambahan Buluminung berbatasan Balikpapan. Kota metropolitan Kalimantan yang sudah memiliki kesiapan infrastruktur bandara udara dan pelabuhan skala internasional.
“Infrastruktur di Kaltim sudah memadai menjadi ibu kota negara,” paparnya.
Namun demikian, Awang tidak membatasi penentuan lokasi ibu kota. Ia mempersilakan pemerintah pusat memilih area lain Kaltim dianggap cocok jadi ibu kota.
“Silakan pemerintah melihat peta di Kaltim serta memilihnya. Kami di daerah akan membantu seluruh proses pemindahan ibu kota ini,” ujarnya.
Saat itu, Jokowi masih menutup rapat isu pemindahan ibu kota. Menurutnya, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) tengah mengkaji beberapa lokasi menjadi alternatif.
“Semuanya masih dalam kajian Bappenas, belum bisa disampaikan sekarang,” paparnya menanggapi Awang.
Hingga akhirnya pekan lalu, Jokowi mengumumkan lokasi ibu kota. Sebagian wilayah Kutai Kartanegara (Kukar) dan Penajam.
Kukar mendadak masuk dalam pilihan. Penambahan namanya pun tidak mengherankan.
Pasalnya, Gubernur Kaltim terpilih Isran Noor memang rajin mempromosikan Taman Hutan Rakyat Bukit Soeharto. Penunjukannya dianggap tepat mengingat lokasinya tepat diantara tiga kota; Balikpapan, Samarinda dan Kukar.
Sementara ini pengelolaannya masih dipegang perusahaan tambang, perkebunan dan hutan tanaman industri (HTI).
“Status lahan adalah hak guna usaha (HGU) dan sewaktu waktu bisa dicabut negara. Sekarang saja sudah ada beberapa yang habis masa izinnya selama 30 tahun ini,” kata Isran, Rabu (28/8/2019).
Soal ibu kota baru, Isran mengklaim, negara berhati hati dalam penetapannya. Apalagi lokasinya beririsan langsung area konservasi seluas 64 ribu hektare.
Menurutnya, pemerintah akan mengkaji mendalam pembangunan ibu kota. Pembangunan mengusung konsep forest city, modern, smart, beautiful dan suistainable.
Apalagi lokasinya terletak di area konservasi .
“Kita tidak mungkin sembarangan dalam hal ini, dunia internasional pastinya memantau rencana ibu kota,” tegasnya.
Namun di Hotel Swiss Bell Balikpapan, Isran mengakui sulitnya menselaraskan konsep konservasi dengan laju pembangunan. Sehingga pada akhirnya, pemerintah pun akhirnya terpaksa memilih konsep yang memberikan manfaat bagi masyarakat.
Pemerintah hanya meminimalkan potensi timbulnya dampak negatifnya.
“Permasalahan lingkungan itu pasti terjadi dimana mana, bahkan tanpa faktor manusia. Banjir, longsor, kebakaran hutan terjadi dimana mana,” paparnya.