Balikpapan –
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, M Nuh diminta mundur dalam aksi memperingati Hari Pendidikan Nasional jatuh pada 2 Mei hari ini di Balikpapan. Mahasiswa Balikpapan menyampaikan tuntutannya ini pada perwakilan pemerintah kota dalam aksi damai, Selasa (2/5).
“Kami menuntut Menteri M Nuh mundur dari jabatannya,” kata salah satu mahasiswa Balikpapan, Fajri dalam orasinya di depan kantor DPRD Balikpapan.
Mahasiswa Balikpapan menilai Menteri M Nuh gagal mengemban amanat Undang Undang dalam melaksanakan ujian nasional bagi masyarakat Indonesia. Ujian nasional SMA di Balikpapan adalah salah satu yang tertunda saat soal ujiannya tidak diterima masing masing sekolah.
Pemerintah Kota Balikpapan terpaksa mencetak ulang sebanyak 249.600 lembar soal UN bagi 9 sekolah yang belum menerima soal ujian dari pemerintah pusat. Pelaksanaan ujian nasional SMA di Kaltim sempat tertunda hingga lima hari dari jadwal sudah ditetapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Mahasiswa Balikpapan meminta presiden menindak tegas pembantunya ini yang dianggap lalai dalam pelaksanaan ujian nasional. Ada sejumlah tuduhan praktek korupsi yang menyelimuti pelaksanaan ujian nasional di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
“Presiden juga mundur saja kalau tidak mampu menindak anak buahnya,” ujar Fajri.
Aksi damai puluhan mahasiswa Balikpapan dilakukan bertepatan dengan hari pendidikan nasional yang diperingati seluruh warga Indonesia. Aksi mengatasnamakan Gerakan Aksi Mahasiswa Balikpapan (Geram Balikpapan) ini didukung GMKI, HMI, Pembebasan, MPM Uniba, HMPS Hukum, BRM Uniba, BEM Stikom, BEM STT Migas dan BEM Poltekba.
Kepolisian Daerah Kalimantan Timur mengerahkan puluhan petugasnya untuk mengamankan aksi damai mahasiswa Balikpapan ini. Meski demikian, aksi ini sempat memacetkan pengguna jalan Sudirman Balikpapan pukul 11.00 Wita.